Courtesy of TechCrunch
Sebuah e-reader bernama Boox, yang bersaing dengan Kindle, mengalami masalah setelah menggunakan model AI dari perusahaan TikTok, ByteDance. Model AI ini, yang disebut Doubao, menghasilkan jawaban yang mendukung propaganda pemerintah China ketika ditanya tentang isu-isu sensitif seperti Tiananmen Square dan negara-negara seperti Korea Utara dan Rusia. Pengguna melaporkan bahwa AI ini menolak untuk mengakui adanya kekerasan yang dilakukan oleh pemerintah China dan malah memberikan pandangan positif tentang Korea Utara dan Rusia. Hal ini memicu kemarahan di kalangan pengguna dan menjadi viral di media sosial.
Setelah kontroversi ini, Boox dilaporkan kembali menggunakan model AI dari OpenAI, tetapi belum ada konfirmasi resmi dari pihak Boox mengenai perubahan ini. Insiden ini menunjukkan risiko penggunaan model AI dari China, yang dapat menyebarkan pandangan dan budaya yang mungkin tidak diinginkan oleh negara-negara Barat. Para ahli memperingatkan bahwa jika China menjadi pemimpin dalam teknologi AI, mereka bisa mempengaruhi cara pandang global terhadap isu-isu tertentu.
Pertanyaan Terkait
Q
Apa yang terjadi dengan e-reader Boox?A
E-reader Boox mengalami kontroversi karena AI asistennya menyebarkan propaganda pemerintah China.Q
Siapa yang mengembangkan model AI Doubao?A
Model AI Doubao dikembangkan oleh ByteDance, perusahaan induk TikTok.Q
Mengapa pengguna mengeluhkan AI Boox?A
Pengguna mengeluhkan bahwa AI Boox menghasilkan propaganda pemerintah China dalam menjawab pertanyaan tertentu.Q
Apa yang dikatakan Doubao tentang peristiwa Tiananmen?A
Doubao menyatakan bahwa tidak ada 'so-called massacres' yang terjadi di China terkait peristiwa Tiananmen.Q
Apa yang dilakukan Boox setelah kontroversi ini?A
Setelah kontroversi, Boox dilaporkan beralih kembali ke GPT-3 dari OpenAI melalui Microsoft Azure.