Courtesy of NatureMagazine
Penelitian terbaru menunjukkan bahwa protein yang dirancang menggunakan kecerdasan buatan (AI) dapat menghalangi efek berbahaya dari racun ular berbisa seperti kobra dan adder. Setiap tahun, sekitar 100.000 orang meninggal akibat gigitan ular, dan pengobatan yang ada saat ini belum banyak berubah dalam lebih dari seratus tahun. Dengan menggunakan program desain protein yang disebut RFdiffusion, para ilmuwan berhasil menciptakan protein kecil yang dapat mengikat racun ular dan berpotensi menjadi terapi baru untuk mengatasi masalah ini.
Sebelumnya, pengobatan gigitan ular umumnya menggunakan antivenom yang berasal dari serum darah hewan seperti kuda dan domba, yang tidak selalu aman dan efektif. Penemuan ini menunjukkan bagaimana AI dapat mempercepat proses desain protein yang sebelumnya memakan waktu lama, dan memberikan harapan baru untuk mengatasi penyakit yang sering diabaikan ini. Penelitian ini merupakan langkah maju yang penting dalam upaya mengurangi angka kematian akibat gigitan ular di seluruh dunia.
Pertanyaan Terkait
Q
Apa yang dapat dilakukan oleh protein yang dirancang menggunakan AI terhadap racun ular?A
Protein yang dirancang menggunakan AI dapat memblokir efek mematikan dari racun ular.Q
Mengapa gigitan ular dianggap sebagai penyakit tropis terabaikan?A
Gigitan ular dianggap sebagai penyakit tropis terabaikan karena menyebabkan banyak kematian dan disabilitas permanen, tetapi perawatannya belum banyak berubah.Q
Siapa yang mengembangkan program desain protein RFdiffusion?A
Program desain protein RFdiffusion dikembangkan oleh David Baker.Q
Apa tantangan dalam pengobatan gigitan ular saat ini?A
Tantangan dalam pengobatan gigitan ular saat ini termasuk variasi dalam keamanan dan efektivitas antivenom yang ada.Q
Bagaimana machine learning mempengaruhi desain protein?A
Machine learning telah mempercepat proses desain protein, memungkinkan penciptaan protein baru dalam waktu yang jauh lebih singkat.