Courtesy of Forbes
Nvidia dan Uni Eropa tidak senang dengan pembatasan ekspor AI terbaru dari pemerintah AS. Pembatasan ini hanya memperbolehkan penjualan kepada 18 negara sahabat AS, yang dianggap akan menguntungkan negara-negara tersebut, sementara negara lain, terutama yang kurang mampu, akan kesulitan mengembangkan teknologi AI untuk membantu ekonomi mereka. Hal ini bisa membuat perusahaan AI di China dan negara lain mendapatkan keuntungan, karena mereka akan menjadi pilihan utama bagi negara-negara yang tidak bisa mengakses teknologi dari AS.
Selain itu, pembatasan ini juga dapat membuat penyedia layanan cloud di AS mendapatkan keuntungan, karena pengembang di negara lain mungkin akan mencari cara untuk menghindari aturan tersebut. Laporan menunjukkan bahwa China semakin banyak menghasilkan doktor di bidang sains dan teknik, yang membuat AS terlihat rentan dalam persaingan jangka panjang di bidang AI. Dengan pembatasan ini, AS mungkin justru melemahkan posisi teknologi mereka di pasar global dan memberikan kesempatan bagi perusahaan teknologi China untuk berkembang.
Pertanyaan Terkait
Q
Apa yang menjadi keluhan utama Nvidia terhadap kebijakan baru pemerintah AS?A
Nvidia mengeluhkan bahwa kebijakan baru pemerintah AS akan membatasi penjualan mereka ke negara-negara yang tidak termasuk dalam 18 mitra AS.Q
Bagaimana pembatasan ekspor AI ini mempengaruhi negara-negara lain?A
Pembatasan ini dapat membuat negara-negara lain terpaksa membeli perangkat keras yang lebih rendah kualitasnya atau mengembangkan AI secara mandiri.Q
Mengapa China dan India dianggap akan diuntungkan dari kebijakan ini?A
China dan India dianggap akan diuntungkan karena mereka dapat mengembangkan teknologi AI mereka sendiri tanpa tergantung pada perangkat keras dari AS.Q
Apa dampak jangka panjang dari pembatasan ekspor AI terhadap kepemimpinan teknologi AS?A
Pembatasan ekspor AI dapat melemahkan daya saing global AS dan menghambat inovasi yang telah membuat AS unggul dalam teknologi.Q
Siapa yang mengkritik kebijakan ini dan apa argumennya?A
Ned Finkle, wakil presiden urusan pemerintah di Nvidia, mengkritik kebijakan ini dengan menyatakan bahwa itu hanya akan melemahkan daya saing global AS.