Courtesy of TechCrunch
Max Brodeur-Urbas dan Rahul Behal, dua pengembang, percaya bahwa kecerdasan buatan (AI) memiliki potensi untuk mengotomatiskan banyak tugas bisnis, tetapi banyak alat otomatisasi berbasis AI saat ini tidak dapat diandalkan dan mahal. Mereka menyadari bahwa pengguna sering mengharapkan terlalu banyak dari AI, terutama dalam tugas-tugas yang memerlukan ketelitian tinggi. Oleh karena itu, mereka menciptakan Gumloop, sebuah startup yang mengotomatiskan alur kerja repetitif dengan AI, sehingga memudahkan orang-orang non-teknis untuk menyelesaikan masalah mereka sendiri tanpa bergantung pada insinyur.
Gumloop memungkinkan pengguna untuk membangun otomatisasi dengan mengintegrasikan berbagai aplikasi seperti GitHub dan Gmail. Saat ini, banyak tim di perusahaan seperti Instacart menggunakan Gumloop untuk berbagai keperluan. Meskipun ada banyak alat otomatisasi lainnya di pasaran, Gumloop berencana untuk tetap kecil dengan tim yang terdiri dari 10 orang, sambil terus mengembangkan produk yang disukai pengguna. Baru-baru ini, mereka berhasil mengumpulkan dana sebesar Rp 279.56 miliar ($17 juta) untuk membantu mempercepat pengembangan produk mereka.
Pertanyaan Terkait
Q
Apa tujuan utama dari Gumloop?A
Tujuan utama dari Gumloop adalah untuk mengautomasi workflow yang berulang menggunakan teknologi AI.Q
Siapa pendiri Gumloop dan latar belakang mereka?A
Pendiri Gumloop adalah Max Brodeur-Urbas dan Rahul Behal, di mana Brodeur-Urbas sebelumnya bekerja di Microsoft dan Behal di Amazon Web Services.Q
Bagaimana Gumloop membantu pengguna non-teknis?A
Gumloop membantu pengguna non-teknis dengan menyediakan alat yang memungkinkan mereka membangun automasi tanpa perlu bergantung pada insinyur.Q
Apa yang membuat Gumloop berbeda dari alat automasi lainnya?A
Gumloop berbeda dari alat automasi lainnya karena fokus pada memberikan nilai nyata dan kemudahan penggunaan bagi pengguna non-teknis.Q
Berapa banyak dana yang telah dikumpulkan oleh Gumloop?A
Gumloop telah mengumpulkan total dana sebesar $20 juta.