Courtesy of Forbes
Malcolm Hawker, seorang ahli dalam strategi data dan manajemen data, memprediksi bahwa pada tahun 2025, jumlah Chief Data Officer (CDO) di perusahaan swasta akan menurun. Hal ini disebabkan banyak CDO yang kesulitan dalam mengoperasikan kecerdasan buatan (AI) dan hanya sedikit perusahaan yang memiliki solusi berbasis AI yang siap digunakan. Banyak fungsi CDO akan dipindahkan ke Chief Technology Officer (CTO), yang dapat menghambat adopsi AI di perusahaan. Namun, penggunaan model bahasa besar (LLM) akan terus meningkat, terlepas dari tantangan yang dihadapi CDO.
Baca juga: Prediksi untuk Teknologi di 2025
Di sisi positif, akan ada peningkatan kesadaran tentang pentingnya manajemen pengetahuan dalam pengelolaan data tradisional. Konsep "meta grid" yang diperkenalkan oleh Ole Olesen-Bagneux diharapkan menjadi tren baru dalam dunia data. Selain itu, penggunaan pola RAG (retrieval-augmented generation) akan semakin populer karena dapat meningkatkan akurasi LLM. Hawker juga menekankan pentingnya mengintegrasikan AI untuk mengelola data yang tidak terstruktur dan mengoptimalkan proses manajemen data, yang dapat membantu perusahaan menjadi lebih efisien dan mengurangi biaya.
Pertanyaan Terkait
Q
Siapa Malcolm Hawker dan apa perannya di Profisee?A
Malcolm Hawker adalah CDO di Profisee yang ahli dalam strategi data, manajemen data utama, dan tata kelola data.Q
Apa yang diprediksi akan terjadi pada jumlah CDO di perusahaan swasta pada tahun 2025?A
Diprediksi akan terjadi penurunan jumlah CDO di perusahaan swasta karena banyak yang gagal mengoperasionalkan AI.Q
Apa itu pola RAG dan mengapa penting dalam konteks LLM?A
Pola RAG adalah pola yang meningkatkan akurasi LLM, dan penting karena dapat meningkatkan efektivitas pengelolaan data.Q
Bagaimana Microsoft berkontribusi pada pengembangan data fabric?A
Microsoft berinvestasi dalam pengembangan data fabric untuk menghubungkan data terstruktur dan tidak terstruktur.Q
Apa tantangan yang dihadapi dalam implementasi tata kelola AI?A
Tantangan dalam implementasi tata kelola AI termasuk kurangnya kejelasan dalam kebijakan dan aturan tata kelola data yang dapat diterapkan secara luas.