Courtesy of YahooFinance
Pada hari Jumat, banyak saham di Asia mengalami penurunan mengikuti pergerakan di Wall Street, menjelang laporan penting tentang penggajian yang dapat mempengaruhi nilai Treasury dan dolar AS. Indeks Nasdaq dan S&P 500 turun 0,3% setelah perdagangan di AS ditutup untuk menghormati mantan Presiden Jimmy Carter. Pasar saham Eropa diperkirakan akan dibuka datar, mencerminkan kekhawatiran di pasar obligasi global. Yield obligasi pemerintah Inggris mencapai level tertinggi sejak 2008, sementara yield obligasi China juga meningkat setelah bank sentralnya menghentikan pembelian obligasi.
Laporan penggajian yang akan datang diperkirakan menunjukkan penambahan 160.000 pekerjaan di bulan Desember dengan tingkat pengangguran tetap di 4,2%. Jika laporan tersebut lebih kuat dari yang diperkirakan, yield 10-tahun bisa melewati 4,739%, yang dapat memperkuat dolar AS dan berdampak negatif pada pasar saham. Investor berharap laporan tersebut tidak terlalu lemah agar tidak membahayakan kondisi ekonomi AS, tetapi juga tidak terlalu kuat agar tidak mengganggu rencana pemotongan suku bunga oleh Federal Reserve. Dolar AS telah mengalami kenaikan selama enam minggu berturut-turut, sementara poundsterling Inggris mengalami penurunan.
Pertanyaan Terkait
Q
Apa yang mempengaruhi penurunan pasar saham di Asia?A
Penurunan pasar saham di Asia dipengaruhi oleh futures Wall Street dan ketidakpastian menjelang laporan penggajian.Q
Mengapa yield obligasi pemerintah Inggris meningkat?A
Yield obligasi pemerintah Inggris meningkat karena investor mempertimbangkan prospek fiskal negara tersebut.Q
Apa yang diharapkan dari laporan penggajian AS?A
Dari laporan penggajian AS, diharapkan ada kenaikan 160.000 pekerjaan dengan tingkat pengangguran tetap di 4,2%.Q
Bagaimana keputusan bank sentral China mempengaruhi pasar?A
Keputusan bank sentral China untuk menangguhkan pembelian obligasi dapat mempengaruhi nilai yuan dan pasar obligasi.Q
Apa dampak dari kekuatan dolar AS terhadap pasar negara berkembang?A
Kekuatan dolar AS dapat menyebabkan ketidakstabilan di pasar negara berkembang, yang berpotensi merugikan ekonomi mereka.