Courtesy of Wired
Penipuan "pig butchering" yang berbasis kripto telah menarik perhatian global dengan kerugian mencapai sekitar Rp 1.23 quadriliun ($75 miliar) dan kini menyebar ke berbagai wilayah, termasuk Timur Tengah, Eropa Timur, Amerika Latin, dan Afrika Barat. Sementara itu, investigasi baru mengungkapkan bahwa sekelompok peretas asal Rusia, Evil Corp, memiliki hubungan dengan intelijen Rusia dan terlibat dalam operasi spionase terhadap sekutu NATO. Selain itu, penggunaan kamera pembaca plat nomor otomatis di mobil telah memicu kekhawatiran tentang privasi, karena alat ini dapat menangkap informasi yang lebih sensitif daripada sekadar nomor plat.
Baca juga: Kejahatan siber diduga menggunakan pintu belakang StubHub untuk mencuri tiket Taylor Swift.
Di sisi lain, FBI masih berjuang untuk membuka kunci telepon pribadi Wali Kota New York, Eric Adams, terkait dugaan suap dari pemerintah Turki. Dalam perkembangan terkait teknologi, sekelompok mahasiswa Harvard telah menambahkan fitur pengenalan wajah pada kacamata pintar Meta, memungkinkan pengguna untuk mengetahui informasi pribadi orang lain, menunjukkan potensi risiko privasi yang tinggi. Terakhir, Departemen Kehakiman AS dan Microsoft berhasil menyita lebih dari seratus domain web yang digunakan oleh peretas Rusia, sebagai langkah untuk mencegah campur tangan asing dalam pemilu AS yang akan datang.