Courtesy of YahooFinance
Dai-ichi Life Insurance Co. mengalami kerugian sekitar ¥140 miliar (sekitar Rp 14.64 triliun ($890 juta) ) setelah menjual obligasi jangka panjang untuk mempersiapkan kenaikan suku bunga. Mereka menjual sekitar ¥500 miliar obligasi pemerintah Jepang, terutama yang memiliki jangka waktu 20 hingga 40 tahun, pada paruh pertama tahun fiskal yang berakhir September. Meskipun mengalami kerugian, presiden perusahaan, Toshiaki Sumino, mengatakan bahwa hal itu tidak akan mempengaruhi kesehatan keuangan perusahaan dan mereka akan terus melakukan penggantian obligasi sambil memperhatikan dampaknya terhadap keuntungan.
Sumino juga memperkirakan bahwa Bank of Japan akan menaikkan suku bunga bulan ini karena ekonomi Jepang menunjukkan tanda-tanda pemulihan. Dia mengungkapkan kekhawatirannya tentang perbedaan yang semakin besar antara perusahaan yang kuat dan lemah, serta mempertanyakan apakah inflasi dapat dipertahankan pada tingkat 2%. Meskipun ada tantangan, Dai-ichi Life Insurance menunjukkan pertumbuhan yang baik dalam penjualan premi baru, mencapai ¥55,9 miliar, yang merupakan angka tertinggi sejak paruh pertama 2016.
Pertanyaan Terkait
Q
Apa yang menyebabkan Dai-ichi Life Insurance Co. mengalami kerugian?A
Dai-ichi Life Insurance Co. mengalami kerugian sekitar ¥140 miliar akibat menjual obligasi dengan jangka waktu yang lebih panjang untuk mempersiapkan kenaikan suku bunga.Q
Siapa presiden Dai-ichi Life Insurance Co. saat ini?A
Presiden Dai-ichi Life Insurance Co. saat ini adalah Toshiaki Sumino, yang menjabat sejak April 2023.Q
Apa yang diharapkan Toshiaki Sumino terkait suku bunga di Jepang?A
Toshiaki Sumino berharap Bank of Japan akan menaikkan suku bunga bulan ini karena ekonomi Jepang sedang dalam jalur pemulihan.Q
Bagaimana dampak penjualan obligasi terhadap keuangan Dai-ichi?A
Penjualan obligasi diharapkan tidak berdampak pada kesehatan keuangan Dai-ichi, meskipun ada kerugian yang dialami.Q
Apa yang terjadi dengan premi tahunan dari kontrak baru di Dai-ichi?A
Pada paruh pertama tahun fiskal 2024, premi tahunan dari kontrak baru mencapai 55,9 miliar yen, meningkat 2,5 kali lipat dibandingkan periode yang sama tahun lalu.