Courtesy of TechCrunch
Staf medis dan administratif di rumah sakit sering kali kewalahan dengan banyaknya dokumen yang harus diisi setiap hari. Banyak perusahaan baru yang memanfaatkan teknologi AI untuk mempermudah proses tersebut, seperti membuat alat bantu pencatatan medis otomatis dan platform untuk mengurus pembayaran asuransi kesehatan. Salah satu perusahaan, Pharos, menggunakan AI untuk membantu rumah sakit dalam melaporkan kualitas pelayanan kepada registri klinis eksternal, yang penting untuk memastikan perawatan pasien yang aman dan efektif.
Pelaporan ini sangat memakan waktu karena staf harus memeriksa catatan kesehatan elektronik pasien secara manual, dan bisa memakan waktu hingga delapan jam untuk satu kasus. Pharos, yang didirikan oleh Felix Brann dan Matthew Jones, serta dokter Alex Clarke, mengembangkan teknologi yang dapat mengambil data dari catatan kesehatan elektronik dan secara otomatis mengisi formulir yang diperlukan untuk registri. Dengan dukungan pendanaan sebesar Rp 82.22 miliar ($5 juta) , mereka berencana untuk membangun tim yang akan membantu menjual produk dan menjalin hubungan dengan rumah sakit, serta berharap dapat menjadi pemimpin di bidang ini.