Medtech Alimetry mengumpulkan dana sebesar Rp 296.01 miliar ($18 juta)  untuk perangkat yang dapat dipakai guna membantu mendiagnosis gangguan lambung.
Courtesy of TechCrunch

Rangkuman Berita: Medtech Alimetry mengumpulkan dana sebesar Rp 296.01 miliar ($18 juta) untuk perangkat yang dapat dipakai guna membantu mendiagnosis gangguan lambung.

TechCrunch
Dari TechCrunch
24 Oktober 2024 pukul 23.05 WIB
135 dibaca
Share
Kesehatan pencernaan adalah topik yang penting, meskipun mungkin tidak terlihat menarik. Banyak orang mengalami gejala seperti mual, kembung, atau kram setelah makan. Startup asal Selandia Baru, Alimetry, telah mengembangkan perangkat wearable yang dapat membantu mendiagnosis masalah pencernaan tanpa perlu tes invasif. Alat ini menggunakan elektroda fleksibel yang ditempelkan di perut pasien untuk menangkap aktivitas listrik yang dihasilkan oleh sistem pencernaan. Data yang dikumpulkan kemudian dianalisis menggunakan kecerdasan buatan untuk membantu dokter dalam menentukan diagnosis yang tepat.
Perangkat ini telah diuji di lebih dari 30 rumah sakit di AS, Inggris, dan Selandia Baru, dan telah mendapatkan beberapa persetujuan dari FDA untuk digunakan sebagai alat bantu diagnosis. Meskipun alat ini tidak dapat mendeteksi semua masalah kesehatan pencernaan, ia dapat membantu dokter mempersempit kemungkinan penyebab gejala yang dialami pasien. Alimetry berencana untuk terus mengembangkan produk ini dan memperluas penggunaannya di lebih banyak rumah sakit, dengan harapan dapat membantu lebih banyak pasien di masa depan.

Rangkuman Berita Serupa

Elea AI mengejar peluang produktivitas di bidang kesehatan dengan menargetkan sistem lama laboratorium patologi.TechCrunch
Bisnis
1 bulan lalu
56 dibaca

Elea AI mengejar peluang produktivitas di bidang kesehatan dengan menargetkan sistem lama laboratorium patologi.

Perusahaan spin-out universitas Afynia mengamankan pendanaan awal sebesar Rp 82.22 miliar ($5 juta)  untuk mengkomersialkan tes panel mikroRNA untuk endometriosis.TechCrunch
Sains
2 bulan lalu
117 dibaca

Perusahaan spin-out universitas Afynia mengamankan pendanaan awal sebesar Rp 82.22 miliar ($5 juta) untuk mengkomersialkan tes panel mikroRNA untuk endometriosis.

Level Zero Health mengumpulkan dana sebesar Rp 113.47 miliar ($6,9 juta)  untuk membuktikan bahwa teknologi medis yang dapat dikenakan dapat mengurangi beban dalam pengujian hormon.TechCrunch
Bisnis
2 bulan lalu
46 dibaca

Level Zero Health mengumpulkan dana sebesar Rp 113.47 miliar ($6,9 juta) untuk membuktikan bahwa teknologi medis yang dapat dikenakan dapat mengurangi beban dalam pengujian hormon.

Neko, startup pemindai tubuh yang didirikan bersama oleh Daniel Ek dari Spotify, mengumpulkan dana sebesar Rp 4.28 triliun ($260 juta)  dengan valuasi Rp 29.60 triliun ($1,8 miliar) .TechCrunch
Sains
3 bulan lalu
99 dibaca

Neko, startup pemindai tubuh yang didirikan bersama oleh Daniel Ek dari Spotify, mengumpulkan dana sebesar Rp 4.28 triliun ($260 juta) dengan valuasi Rp 29.60 triliun ($1,8 miliar) .

Lindus Health mengumpulkan Rp 904.48 miliar ($55 juta)  untuk 'memperbaiki industri uji klinis yang rusak'TechCrunch
Bisnis
3 bulan lalu
99 dibaca

Lindus Health mengumpulkan Rp 904.48 miliar ($55 juta) untuk 'memperbaiki industri uji klinis yang rusak'

Bagaimana Dexcom dan ŌURA menyatukan dua sektor pasar yang berbedaYahooFinance
Sains
3 bulan lalu
110 dibaca

Bagaimana Dexcom dan ŌURA menyatukan dua sektor pasar yang berbeda

Perangkat Proton bertujuan untuk membantu mereka yang menderita penyakit ginjal, serta mengurangi risiko gagal jantung.TechCrunch
Bisnis
4 bulan lalu
136 dibaca

Perangkat Proton bertujuan untuk membantu mereka yang menderita penyakit ginjal, serta mengurangi risiko gagal jantung.