Courtesy of YahooFinance
Tahun ini, investor telah menginvestasikan rekor Rp 9.87 quadriliun ($600 miliar) ke dalam dana obligasi global, memanfaatkan imbal hasil yang tinggi menjelang tahun 2025 yang tidak pasti. Penurunan inflasi memungkinkan bank sentral untuk menurunkan suku bunga, sehingga investor berusaha mengunci imbal hasil yang relatif tinggi. Meskipun imbal hasil pada indeks obligasi global ICE BofA hanya sekitar 2% tahun ini, imbal hasilnya pernah mencapai lebih dari 4,5% pada akhir tahun lalu, yang merupakan yang tertinggi sejak 2008. Dana obligasi korporasi juga sangat diminati karena menawarkan imbal hasil yang lebih tinggi dibandingkan obligasi pemerintah.
Selain itu, investor lebih memilih dana yang diperdagangkan di bursa (ETF) karena memberikan akses yang lebih mudah ke berbagai aset, termasuk obligasi. Dua pemain terbesar dalam industri ini, BlackRock dan Vanguard, telah mendapatkan banyak keuntungan dari tren ini. Namun, ada kekhawatiran bahwa aliran dana ke obligasi mungkin melambat pada tahun 2025, terutama karena lonjakan investasi di saham setelah pemilihan presiden di AS dan skeptisisme mengenai potensi kenaikan lebih lanjut pada obligasi korporasi.
Pertanyaan Terkait
Q
Berapa banyak dana yang telah mengalir ke dalam dana obligasi global tahun ini?A
Dana sebesar $600 miliar telah mengalir ke dalam dana obligasi global tahun ini.Q
Apa yang menyebabkan investor tertarik kembali ke obligasi?A
Dwindling inflasi dan suku bunga yang lebih rendah telah menarik investor untuk mengunci hasil yang relatif tinggi.Q
Siapa yang memimpin strategi obligasi di BlackRock?A
Vasiliki Pachatouridi adalah kepala strategi obligasi iShares EMEA di BlackRock.Q
Mengapa ETF menjadi pilihan populer di kalangan investor?A
ETF memberikan akses yang lebih mudah ke berbagai aset, termasuk obligasi, yang sebelumnya sulit diperdagangkan.Q
Apa yang mungkin menyebabkan aliran dana ke obligasi melambat pada tahun 2025?A
Kebijakan pemotongan pajak dan deregulasi oleh Donald Trump dapat membatasi daya tarik obligasi.