Courtesy of InterestingEngineering
Para ilmuwan sedang mencari cara untuk memastikan kehidupan dapat bertahan di luar Bumi, terutama dalam kondisi keras di luar angkasa. Salah satu penelitian yang menarik adalah eksperimen yang dilakukan oleh profesor Teruhiko Wakayama dari Universitas Yamanashi di Jepang, yang menggunakan sperma tikus yang dikeringkan beku. Penelitian ini menunjukkan bahwa sperma tersebut dapat bertahan dari radiasi luar angkasa dan tetap dapat menghasilkan keturunan yang sehat setelah dihidratasi. Ini penting untuk rencana jangka panjang manusia dalam menjelajahi dan mungkin mengkolonisasi planet lain, seperti Bulan atau Mars.
Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk memahami bagaimana reproduksi mamalia dapat berlangsung di luar angkasa, yang bisa membantu dalam pengiriman hewan ke planet lain untuk makanan atau teman. Meskipun ada banyak tantangan, seperti radiasi yang tinggi, eksperimen ini memberikan harapan bahwa kehidupan dapat bertahan di luar Bumi. Jika berhasil, penelitian ini bisa menjadi langkah awal untuk memastikan kelangsungan hidup manusia di lingkungan yang ekstrem.
Pertanyaan Terkait
Q
Apa tantangan utama untuk kelangsungan hidup manusia di luar Bumi?A
Tantangan utama termasuk menemukan udara yang dapat dihirup dan melindungi dari radiasi kosmik.Q
Siapa yang memimpin penelitian tentang sperma tikus beku-kering?A
Penelitian dipimpin oleh Teruhiko Wakayama, seorang profesor di Universitas Yamanashi, Jepang.Q
Apa yang ditemukan dalam penelitian sperma tikus di ISS?A
Penelitian menunjukkan bahwa sperma tikus yang disimpan di ISS selama hampir enam tahun dapat menghasilkan keturunan yang sehat.Q
Mengapa lava tubes bulan dianggap ideal untuk pengawetan genetik?A
Lava tubes bulan memiliki suhu rendah dan perlindungan dari radiasi, menjadikannya lokasi yang ideal untuk biobank.Q
Apa implikasi dari penelitian reproduksi di luar angkasa bagi manusia?A
Penelitian ini dapat membantu memahami cara membawa hewan ke planet lain untuk makanan atau teman.