Courtesy of Reuters
Pada tanggal 16 Desember, saham DigiCo Infrastructure REIT, sebuah perusahaan penyewa dan operator pusat data di Australia, mengalami penurunan setelah mencatat penawaran umum perdana (IPO) terbesar di negara itu dalam enam tahun terakhir. Sahamnya turun 6,8% menjadi ARp 6.97 juta ($4,24) , setelah sebelumnya jatuh hingga 11,7%. DigiCo berhasil mengumpulkan ARp 32.89 triliun ($2 miliar) dari IPO ini, yang merupakan yang terbesar sejak Viva Energy pada tahun 2018. Meskipun ada permintaan tinggi untuk pusat data karena layanan berbasis kecerdasan buatan, perusahaan riset Morningstar memberikan penilaian "ketidakpastian tinggi" terhadap DigiCo dengan estimasi nilai wajar ARp 5.59 juta ($3,40) per saham.
DigiCo mengelola portofolio pusat data senilai ARp 65.78 triliun ($4 miliar) di Amerika Serikat dan Australia, dan berencana menggunakan sebagian dari hasil IPO untuk membeli dua lokasi pusat data besar di dekat Sydney. Selain itu, saham HMC Capital, yang memiliki 18,2% saham DigiCo, juga mengalami penurunan hingga 11,3%, menjadikannya sebagai saham yang paling merugi di indeks pasar.
Pertanyaan Terkait
Q
Apa yang terjadi dengan saham DigiCo Infrastructure REIT setelah IPO?A
Saham DigiCo Infrastructure REIT mengalami penurunan setelah IPO, dengan penurunan sebesar 6,8%.Q
Berapa nilai penawaran umum perdana DigiCo dan berapa harga sahamnya saat ini?A
Nilai penawaran umum perdana DigiCo adalah A$2 miliar, dan harga sahamnya saat ini adalah A$4,24.Q
Apa yang dikatakan Morningstar tentang DigiCo?A
Morningstar memberikan penilaian 'ketidakpastian tinggi' terhadap DigiCo dengan estimasi nilai wajar A$3,40 per saham.Q
Siapa yang memiliki saham di DigiCo setelah pencatatan?A
HMC Capital memiliki 18,2% saham di DigiCo setelah pencatatan.Q
Apa yang akan dilakukan DigiCo dengan hasil dari IPO?A
DigiCo akan menggunakan sebagian hasil dari IPO untuk membeli dua lokasi pusat data besar di dekat Sydney.