Courtesy of InterestingEngineering
Sekitar 3,26 miliar tahun yang lalu, Bumi mengalami peristiwa besar yang dikenal sebagai dampak S2, ketika meteor raksasa berukuran 200 kali lebih besar dari meteor yang membunuh dinosaurus menghantam planet kita. Dampak ini menyebabkan tsunami besar dan menghancurkan banyak hal di sekitarnya. Dr. Nadja Drabon dari Universitas Harvard dan timnya sedang mempelajari sabuk batuan Barberton di Afrika Selatan untuk mengungkap rahasia dari peristiwa ini. Mereka menemukan bahwa meskipun dampak meteor sering dianggap merusak, peristiwa ini sebenarnya membantu kehidupan awal di Bumi dengan membawa nutrisi penting yang diperlukan oleh bakteri.
Baca juga: Kawah meteorit tertua di dunia ditemukan di Australia, memberikan wawasan tentang Bumi purba.
Setelah dampak meteor, meskipun ada banyak kehancuran, kehidupan di Bumi tetap bertahan. Nutrisi seperti fosfor dan besi yang diangkut oleh tsunami dari laut dalam ke perairan dangkal ternyata sangat penting bagi pertumbuhan organisme bersel satu, khususnya bakteri yang menggunakan besi. Penelitian ini menunjukkan bahwa peristiwa dampak meteor tidak hanya menghancurkan, tetapi juga bisa memberikan manfaat bagi kehidupan awal di Bumi. Dr. Drabon dan timnya akan terus mencari lebih banyak petunjuk tentang sejarah kuno Bumi melalui penelitian di sabuk batuan Barberton.