Courtesy of YahooFinance
Bank sentral Brasil baru saja menaikkan suku bunga acuan sebesar satu persen untuk mengatasi inflasi yang tinggi dan meningkatkan kepercayaan investor. Suku bunga baru kini menjadi 12,25%, dan bank tersebut berencana untuk melakukan dua kenaikan lagi dengan ukuran yang sama dalam dua pertemuan mendatang. Kenaikan suku bunga ini dilakukan karena inflasi tahunan mencapai 4,87% pada bulan November, melebihi batas toleransi yang ditetapkan. Selain itu, bank sentral juga akan mengadakan lelang jalur kredit sebesar Rp 65.78 triliun ($4 miliar) untuk meningkatkan likuiditas di pasar.
Ekonomi Brasil tumbuh lebih baik dari yang diperkirakan pada kuartal ketiga, didorong oleh sektor industri dan konsumsi rumah tangga. Namun, tekanan inflasi tetap tinggi karena pengeluaran rumah tangga yang meningkat dan nilai mata uang real yang melemah. Para pembuat kebijakan di Brasil, yang dipimpin oleh Roberto Campos Neto, menghadapi tantangan besar untuk menurunkan proyeksi inflasi yang jauh di atas target 3%. Dengan berakhirnya masa jabatan Campos Neto, Gabriel Galipolo akan menggantikannya sebagai gubernur bank sentral mulai Januari mendatang.
Pertanyaan Terkait
Q
Apa yang dilakukan Bank Sentral Brasil baru-baru ini terkait suku bunga?A
Bank Sentral Brasil meningkatkan suku bunga acuan sebesar satu poin persentase dan merencanakan dua kenaikan lagi di pertemuan berikutnya.Q
Siapa yang akan menggantikan Roberto Campos Neto sebagai Gubernur Bank Sentral Brasil?A
Gabriel Galipolo akan menggantikan Roberto Campos Neto sebagai Gubernur Bank Sentral Brasil mulai Januari.Q
Apa yang menjadi tantangan utama bagi kebijakan moneter Brasil saat ini?A
Tantangan utama adalah mengendalikan ekspektasi inflasi yang tinggi dan menjaga kepercayaan investor.Q
Bagaimana kondisi inflasi di Brasil saat ini?A
Inflasi tahunan di Brasil meningkat menjadi 4,87% pada bulan November, melebihi batas toleransi 4,5%.Q
Apa dampak dari kebijakan fiskal pemerintah terhadap kepercayaan investor?A
Kebijakan fiskal pemerintah yang tidak konsisten telah membuat investor semakin skeptis terhadap komitmen untuk memperbaiki akun publik.