Courtesy of CoinDesk
Transak, sebuah platform yang membantu pengguna membeli cryptocurrency, baru-baru ini mengalami kebocoran data. Dalam sebuah pengumuman, Transak menyatakan bahwa data yang bocor hanya mencakup "nama" dan "informasi identitas dasar" dari sekitar 1,14% pengguna mereka. Meskipun mereka mengklaim tidak ada informasi keuangan yang sensitif yang terpengaruh, kelompok ransomware yang mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut mengatakan bahwa mereka telah mendapatkan data yang lebih sensitif, termasuk dokumen pribadi seperti ID pemerintah dan bukti alamat.
Kelompok ransomware tersebut mengklaim telah mencuri lebih dari 300GB data dan mengancam akan membocorkan atau menjual data yang tersisa jika Transak tidak membayar tebusan. Transak digunakan oleh banyak perusahaan blockchain terkenal dan terintegrasi dengan dompet digital besar seperti Metamask dan Trust Wallet. Kejadian ini menunjukkan pentingnya keamanan data pribadi di dunia digital.