Courtesy of InterestingEngineering
Para ilmuwan di Tiongkok melakukan eksperimen untuk menguji ketahanan peralatan komunikasi mereka terhadap kemungkinan serangan nuklir. Mereka ingin memastikan bahwa peralatan tersebut dapat bertahan jika terjadi serangan, terutama dalam situasi di mana senjata nuklir meledak di atmosfer. Dalam eksperimen ini, mereka menguji peralatan komunikasi dengan meningkatkan batas standar militer dari 50 kilovolt per meter menjadi 80 kilovolt per meter, untuk mensimulasikan gelombang elektromagnetik yang dihasilkan oleh ledakan nuklir. Hasilnya menunjukkan bahwa peralatan tersebut masih dapat berfungsi meskipun ada sedikit gangguan.
Peringatan tentang ancaman serangan nuklir semakin meningkat, terutama setelah pernyataan dari Sekretaris Jenderal PBB yang menyebutkan bahwa risiko ini belum pernah terjadi sejak akhir Perang Dingin. Dia juga menyoroti perlunya negara-negara pemilik senjata nuklir untuk berdialog dan berkomitmen untuk mencegah penggunaan senjata nuklir. Sementara itu, Rusia mengumumkan perubahan kebijakan nuklirnya, yang memungkinkan penggunaan senjata nuklir jika merasa terancam. Dalam konteks ini, eksperimen yang dilakukan oleh ilmuwan Tiongkok bertujuan untuk melindungi negara mereka dari potensi ancaman di masa depan.