Courtesy of YahooFinance
Minggu ini, perhatian pasar kembali tertuju pada inflasi, dengan rilis Indeks Harga Konsumen (CPI) untuk bulan November yang diperkirakan menunjukkan kenaikan harga yang masih jauh dari target 2% yang ditetapkan oleh Federal Reserve. Para ekonom Wall Street memperkirakan inflasi tahunan mencapai 2,7% pada bulan November, sedikit meningkat dari 2,6% di bulan Oktober. Meskipun ada kemajuan signifikan dari puncak inflasi 9% pada pertengahan 2022, tantangan tetap ada, terutama dalam menurunkan inflasi lebih lanjut.
Ekonom ADP, Nela Richardson, mengibaratkan situasi ini seperti perjalanan penurunan berat badan, di mana bagian terakhir biasanya yang paling sulit. Dia mencatat bahwa pertumbuhan upah tampaknya stagnan, dan jika Federal Reserve mempertahankan suku bunga tinggi terlalu lama, hal ini bisa melemahkan pasar tenaga kerja dan mengurangi daya beli konsumen. Oleh karena itu, banyak ekonom mendorong pendekatan pemotongan suku bunga yang lebih bertahap untuk menjaga kesehatan ekonomi tanpa mengambil risiko yang berlebihan.
Pertanyaan Terkait
Q
Apa yang diharapkan dari rilis Indeks Harga Konsumen (CPI) bulan November?A
Rilis CPI bulan November diharapkan menunjukkan kenaikan inflasi tahunan sebesar 2,7%.Q
Bagaimana pertumbuhan upah berhubungan dengan inflasi saat ini?A
Pertumbuhan upah saat ini tampaknya stagnan dan hanya 'seperlunya' untuk mengikuti CPI.Q
Apa tantangan yang dihadapi Federal Reserve dalam menurunkan inflasi?A
Tantangan yang dihadapi Federal Reserve adalah menurunkan inflasi dari 3,3% ke 2%, yang dianggap sulit.Q
Mengapa beberapa ekonom lebih memilih pendekatan pemotongan suku bunga yang bertahap?A
Beberapa ekonom lebih memilih pemotongan suku bunga yang bertahap untuk menjaga kesehatan ekonomi yang berkelanjutan.Q
Siapa yang memberikan analisis tentang kondisi pasar tenaga kerja dan pertumbuhan upah?A
Nela Richardson memberikan analisis tentang kondisi pasar tenaga kerja dan pertumbuhan upah.