Pomodo Logo IconPomodo Logo Icon
Tanya PomodoSemua Artikel
Semua
Fokus
Finansial

Peran Berkembang Pemimpin Keuangan di Era Transformasi Digital

Share

Cerita ini mengangkat tantangan dan peluang yang dihadapi oleh para pemimpin keuangan, seperti CFO dan CIO, dalam mengintegrasikan AI dan inovasi digital ke dalam operasi akuntansi serta pengelolaan keuangan. Dengan menghadirkan pendekatan finops yang efektif, para eksekutif keuangan berupaya meningkatkan efisiensi dan ketahanan sistem finansial di tengah dinamika ekonomi global yang terus berubah.

09 Des 2025, 22.30 WIB

Bagaimana AI Generatif Mengubah Peran Akuntan Jadi Lebih Strategis dan Efisien

Bagaimana AI Generatif Mengubah Peran Akuntan Jadi Lebih Strategis dan Efisien
Menurut laporan terbaru dari Thomson Reuters Institute, mayoritas profesional akuntansi yakin bahwa kecerdasan buatan (AI) generatif akan menjadi bagian penting dari alur kerja mereka dalam lima tahun ke depan. Namun, masih banyak organisasi yang belum siap, karena sebagian besar belum mendapatkan pelatihan dan kebijakan terkait AI belum diatur secara jelas. Ini menjadi tantangan besar untuk memanfaatkan teknologi ini secara efektif di sektor akuntansi. Para pemimpin dari platform besar seperti QuickBooks, Sage, Xero, dan FreshBooks membagikan visi mereka bahwa AI tidak akan menggantikan manusia, melainkan membebaskan mereka dari tugas-tugas rutin yang memakan banyak waktu, seperti mengelola faktur dan pembayaran. AI dapat mengotomatisasi pekerjaan administratif sehingga para profesional keuangan bisa fokus pada tugas yang lebih strategis dan bernilai tambah. AI dapat menampilkan data secara real-time dan membantu dalam pengambilan keputusan yang lebih cepat, misalnya dalam menentukan proyek yang menguntungkan atau mengelola anggaran pembayaran vendor. Namun, tantangan terbesar dalam adopsi AI adalah membangun kepercayaan, karena banyak orang masih ragu dengan akurasi dan keamanan teknologi ini saat menangani uang dan informasi sensitif. Para eksekutif menekankan pentingnya pendekatan 'human in the loop' agar manusia tetap memvalidasi keputusan penting, terutama dalam hal kepatuhan dan penilaian yang memerlukan intuisi. Selain itu, teknologi AI harus dirancang agar tidak menakutkan dan mudah diintegrasikan dalam pekerjaan sehari-hari, sehingga mengurangi rasa takut dan ketidakpastian di kalangan pengguna. Dengan AI mengotomatisasi pekerjaan administratif, profesi akuntansi diyakini akan lebih menarik bagi generasi muda yang kini kurang berminat memilih jurusan ini. AI akan membantu para akuntan untuk lebih fokus pada strategi bisnis dan konsultasi, yang membuat pekerjaan mereka lebih menantang dan bermanfaat. Pada akhirnya, organisasi yang berhasil menggabungkan AI ke dalam proses mereka akan mendapatkan keunggulan kompetitif di pasar.
09 Des 2025, 21.30 WIB

Bagaimana CFO Memimpin dengan Data Real-Time Menghadapi Tantangan Bisnis Global

Bagaimana CFO Memimpin dengan Data Real-Time Menghadapi Tantangan Bisnis Global
Chief Financial Officers (CFO) kini menghadapi tantangan yang lebih besar dari sekadar mengontrol keuangan. Situasi ekonomi global yang tidak pasti dan ancaman inflasi membuat pekerjaan mereka menjadi lebih kompleks, memerlukan keputusan bisnis yang cepat dan tepat untuk menjaga stabilitas dan mencari peluang baru. Menurut data terbaru, lebih dari setengah CFO menganggap ketidakpastian ekonomi dan persoalan keamanan data sebagai tantangan utama. CFO tidak hanya memberikan persetujuan keuangan, tapi juga harus memberi masukan strategis dalam berbagai bidang seperti penjualan dan rantai pasok. Masalah muncul karena proses keuangan tradisional yang terpisah-pisah dan tidak terintegrasi, menyebabkan data yang tidak sinkron dan keterlambatan dalam pengambilan keputusan. Hal ini mengakibatkan keputusan yang lambat dan kurang optimal yang dapat merugikan perusahaan. Dengan mengintegrasikan proses konsolidasi keuangan dan perencanaan keuangan menggunakan teknologi berbasis cloud, CFO dan timnya bisa mendapatkan data akurat secara real-time. Ini memudahkan mereka untuk membuat keputusan penting tentang investasi dan operasi secara cepat dan tepat, mengurangi resiko dan meningkatkan efisiensi kerja. Implementasi solusi modern seperti yang dikembangkan oleh Anaplan bisa dilakukan dalam waktu hanya delapan minggu, jauh lebih cepat dibandingkan solusi lama yang memakan waktu hingga satu tahun. Perubahan ini memberikan keuntungan yang besar bagi CFO dan perusahaan dalam menghadapi dinamika bisnis masa kini.
09 Des 2025, 21.30 WIB

Meningkatkan Nilai Investasi Private Equity lewat Pengelolaan Biaya IT dengan FinOps

Meningkatkan Nilai Investasi Private Equity lewat Pengelolaan Biaya IT dengan FinOps
FinOps adalah disiplin pengelolaan biaya IT yang menggabungkan teknologi, keuangan, dan bisnis untuk memberikan transparansi serta kontrol yang lebih baik atas pengeluaran IT. Dalam investasi private equity, pengeluaran teknologi menjadi faktor besar dalam biaya operasi dan perlu dikelola secara efisien untuk mendukung pencapaian EBITDA yang lebih baik. Teknologi seperti cloud, infrastruktur, SaaS, dan lisensi perangkat lunak seringkali memiliki biaya yang tidak jelas dan membingungkan. FinOps membantu mengidentifikasi pemborosan, menghilangkan penggunaan yang tidak efisien, dan mengoptimalkan pengeluaran agar dapat meningkatkan hasil keuntungan dari investasi secara cepat dalam 6 hingga 12 bulan. FinOps diterapkan di setiap tahap siklus investasi private equity, mulai dari pra-transaksi saat due diligence hingga periode awal pengelolaan investasi dan persiapan keluar (exit). Praktik ini membantu memperkirakan biaya IT masa depan, mengelola risiko teknis, dan merancang peta jalan penciptaan nilai yang terukur dan realistis. Pengelolaan biaya secara terpusat dengan FinOps juga memungkinkan private equity membandingkan biaya di seluruh portofolio, melakukan negosiasi kontrak yang lebih baik, dan menemukan peluang peningkatan efisiensi yang tidak terlihat kalau dikelola secara individual di setiap perusahaan portofolio. Implementasi FinOps adalah perjalanan berkelanjutan yang memerlukan kolaborasi lintas fungsi dan adopsi teknologi terbaru untuk memonitor biaya dan kinerja IT. Dengan demikian, FinOps telah menjadi alat penting untuk memastikan keberhasilan pengelolaan investasi private equity dalam menghadapi era teknologi yang semakin kompleks dan dinamis.
02 Des 2025, 20.30 WIB

Mengubah Cara Penganggaran TI: Dari Biaya Jadi Investasi Bernilai di 2026

Mengubah Cara Penganggaran TI: Dari Biaya Jadi Investasi Bernilai di 2026
Penganggaran teknologi informasi (TI) secara tradisional dilakukan dengan meninjau pengeluaran tahun sebelumnya dan menyesuaikan persentase anggaran. Namun, pada tahun 2026, cara ini dianggap tidak efektif karena teknologi sekarang menjadi pusat pertumbuhan dan keunggulan kompetitif dalam bisnis. Pendekatan lama ini membuat perusahaan rentan terhadap risiko yang lebih tinggi, seperti serangan siber dan perubahan cepat dalam ekspektasi pelanggan. CFO dan CIO perlu bersama-sama mengubah paradigma penganggaran TI, dari sekedar mengendalikan biaya menjadi mengekstrak nilai. Dengan melihat pengeluaran TI sebagai portofolio investasi yang terdiri atas kegiatan operasional rutin (run), efisiensi dan peningkatan pengalaman pelanggan (grow), serta transformasi bisnis (transform), perusahaan bisa lebih fokus dan adaptif terhadap kebutuhan yang berubah-ubah. Tantangan baru seperti optimalisasi cloud, keamanan siber yang menjadi prioritas di tingkat dewan, serta adopsi AI dan otomasi dengan skala besar, menuntut anggaran TI yang fleksibel dan dapat disesuaikan dengan kondisi terbaru. Selain itu, tekanan regulasi dan kekurangan talenta ahli TI juga menjadi aspek penting yang harus diperhitungkan dalam perencanaan anggaran. Untuk mengatasi kompleksitas ini, kolaborasi yang erat antara CFO dan CIO sangat diperlukan. CFO berperan untuk memberikan kerangka pengelolaan modal dan risiko, sementara CIO menerjemahkan kebutuhan teknis menjadi hasil yang dapat diukur. Kerjasama ini harus didukung oleh ulasan portofolio yang rutin setiap bulan serta alat ukur yang terpadu agar investasi TI selalu selaras dengan tujuan bisnis. Akhirnya, perusahaan yang mampu mengelola anggaran TI sebagai portofolio investasi yang dinamis, berfokus pada hasil dan didukung kemitraan strategis seperti MSP dan MSSP, akan menjadi pemenang di era teknologi yang semakin kompleks dan cepat berubah. Sebaliknya, yang terjebak pada penganggaran statis akan menghadapi berbagai masalah mulai dari pemborosan, risiko keamanan, hingga kehilangan kepercayaan pelanggan.

Baca Juga

  • Juara Teknologi Eropa: Membentuk Lanskap Inovasi Eropa

  • Menghadapi Adopsi AI di Sektor Keuangan: Mengatasi Tantangan Operasional

  • Investor Tak Konvensional Mendongkrak Pertumbuhan Startup AI di Asia

  • Startup Teknologi India Semakin Menguat Lewat IPO dan Pendanaan Strategis

  • Adopsi Pembayaran Digital oleh Konsumen: Pendorong Evolusi Fintech di Indonesia