
Di banyak negara, akses ke alat keuangan dasar masih sulit bukan karena kurang minat, melainkan karena infrastruktur digital yang tidak aman dan belum merata. Sebagai contoh, sistem identitas digital dan jaringan pembayaran yang erat kaitannya dengan transaksi keuangan sering kali kurang andal atau tidak bisa diakses masyarakat luas, terutama di negara berkembang. Situasi ini menjadikan inklusi keuangan lebih sebagai tantangan sistem daripada sekadar memperluas jangkauan layanan keuangan.
Regulasi baru seperti Digital Operational Resilience Act (DORA) dari Uni Eropa mulai mengubah cara fintech diperlakukan, yaitu sebagai infrastruktur publik yang kritis. Selain itu, kini banyak negara, termasuk yang didukung oleh program Bank Dunia, telah membangun sistem identitas digital yang menyimpan data secara terpercaya dan mendukung akses layanan keuangan. Infrastruktur digital ini sangat penting agar dana, seperti keuangan iklim, bisa sampai langsung ke komunitas yang membutuhkannya.
Sistem keuangan global yang ada saat ini awalnya didesain untuk skala besar dan tidak fleksibel dalam menghadapi guncangan serta tidak cukup mengutamakan inklusi. Hal ini mengakibatkan keuangan iklim yang semestinya cepat dan aman jadi lambat, mahal, dan rawan kebocoran. Oleh karena itulah, diperlukan arsitektur keuangan yang terbuka, aman, dan interoperabel yang berdiri di atas tiga fondasi utama: identitas yang tepercaya, jaringan pembayaran yang saling terhubung, dan data yang terverifikasi.
Para ahli teknologi dan pembuat kebijakan kini fokus membangun sistem ini melalui perangkat lunak sumber terbuka yang aman, sistem pembayaran yang bisa saling terhubung, dan identitas digital yang mudah diakses dan dipakai. Dengan begitu, ketika terjadi bencana seperti banjir atau konflik, orang-orang bisa menerima pembayaran bantuan secara langsung dan mudah tanpa kehilangan akses atas uang mereka walaupun dokumen fisik hilang.
Transformasi ini bukan hanya soal teknologi, tetapi menggeser struktur kekuasaan agar lebih adil dan efisien. Sistem interoperabilitas memungkinkan penyedia layanan kecil dan lokal untuk bersaing dan terhubung ke jaringan global tanpa harus membangun semua sendiri. Kesimpulannya, membangun infrastruktur keuangan yang aman dan inklusif adalah kunci untuk mempercepat respon terhadap tantangan iklim dan meningkatkan ketahanan ekonomi masyarakat rentan di seluruh dunia.