Pomodo Logo IconPomodo Logo Icon
Tanya PomodoSemua Artikel
Semua
Fokus
Sains

Shanghai Tenggelam Akibat Peningkatan Permukaan Laut yang Dipercepat

Share

Studi terbaru menunjukkan bahwa Shanghai mengalami penurunan tanah dan peningkatan permukaan laut yang menyebabkan delta hilang, mengancam infrastruktur dan populasi setempat.

18 Okt 2025, 22.51 WIB

Shanghai Tenggelam Lebih Cepat, Risiko Banjir dan Kerugian Meningkat Pesat

Shanghai Tenggelam Lebih Cepat, Risiko Banjir dan Kerugian Meningkat Pesat
Penelitian terbaru mengungkap bahwa permukaan laut global naik dengan laju tercepat dalam empat ribu tahun terakhir. Sebagian besar kenaikan ini disebabkan oleh pemanasan yang membuat air laut mengembang dan es di kutub serta gletser mencair, menambah volume air laut. Kota Shanghai di Cina semakin tenggelam, bukan hanya karena kenaikan laut, tetapi juga karena tanah yang menurun akibat aktivitas manusia. Pengambilan air tanah yang besar untuk pabrik dan rumah tangga menyebabkan penurunan tanah yang sangat cepat, bahkan mencapai hampir 10 cm per tahun pada era 1960-an. Penurunan tanah ini membuat risiko banjir di Shanghai jauh lebih besar. Bahkan ketika laut tidak naik, kota ini sudah mengalami kondisi yang memperburuk potensi banjir dan kerusakan akibat badai. Sejumlah wilayah di Shanghai telah turun lebih dari satu meter selama seratus tahun terakhir. Kota-kota delta lainnya seperti Shenzhen dan Hong Kong juga menghadapi masalah yang sama, yang tidak hanya mengancam ekonomi lokal tetapi juga rantai pasok global karena kawasan ini adalah pusat manufaktur dan perdagangan penting. Upaya mitigasi telah dilakukan dengan memperketat aturan pengambilan air tanah dan mengisi ulang akuifer secara buatan. Meski demikian, risiko jangka panjang akibat kombinasi naiknya permukaan laut global dan penurunan tanah masih tetap besar, dan telah menyebabkan kerugian miliaran dolar di seluruh China.
17 Okt 2025, 17.10 WIB

Ancaman Banjir di Kota Delta China Akibat Penurunan Tanah dan Laut Naik

Ancaman Banjir di Kota Delta China Akibat Penurunan Tanah dan Laut Naik
Para ilmuwan dari Inggris, China, dan Amerika Serikat memperingatkan bahwa kota-kota besar di China seperti Shanghai, Shenzhen, dan Hong Kong menghadapi risiko banjir yang meningkat akibat penurunan tanah yang dipicu oleh aktivitas manusia. Kota-kota ini dibangun di daerah delta yang memiliki tanah lunak, sehingga sangat rentan terhadap penurunan. Sementara itu, permukaan laut dunia terus naik dengan laju tercepat dalam 4.000 tahun terakhir, yakni sekitar 1,5 milimeter per tahun. Kondisi ini memperparah risiko banjir di wilayah pesisir dan delta yang sudah rentan tersebut. Penelitian yang diterbitkan di jurnal Nature ini menegaskan bahwa sebagian besar, sekitar 94%, dari penurunan tanah di daerah urban saat ini disebabkan oleh aktivitas manusia seperti pengambilan air tanah, pembangunan berlebihan, dan aktivitas lain yang merusak kestabilan tanah. Kombinasi antara penurunan tanah dan kenaikan permukaan laut ini berpotensi mengancam pusat finansial dan rantai pasok global yang bergantung pada aktivitas di kota-kota delta China. Ancaman ini memiliki dampak serius tidak hanya bagi penduduk lokal, tetapi juga bagi ekonomi global. Para ahli mendesak adanya perhatian lebih dan langkah mitigasi yang segera untuk menghadapi ancaman ini, termasuk pengelolaan ekstraksi air tanah, perencanaan kota yang berkelanjutan, serta pembangunan sistem perlindungan banjir untuk melindungi wilayah delta.
17 Okt 2025, 13.49 WIB

Kenaikan Permukaan Laut dan Penurunan Tanah Ancam Kota-Kota Delta Cina

Kenaikan Permukaan Laut dan Penurunan Tanah Ancam Kota-Kota Delta Cina
Para ilmuwan baru-baru ini memperingatkan bahwa permukaan laut di sepanjang pantai Cina naik dengan kecepatan tercepat dalam 4.000 tahun terakhir. Hal ini sangat mengkhawatirkan karena banyak kota besar di Cina, seperti Shanghai, Shenzhen, dan Hong Kong, terletak di wilayah delta yang merupakan dataran rendah dekat air. Wilayah delta ini sangat cocok untuk pembangunan kota karena tanahnya datar, namun juga sangat rentan terhadap banjir. Selain itu, wilayah ini secara alami mengalami penurunan tanah karena terdiri dari sedimen lunak yang tebal dan lunak, yang membuat risiko banjir semakin tinggi. Studi yang diterbitkan di jurnal Nature menyatakan bahwa sebagian besar penurunan tanah yang terjadi di kota-kota delta ini disebabkan oleh kegiatan manusia, misalnya penggunaan air bawah tanah yang berlebihan dan pembangunan yang tidak terkendali. Penurunan tanah seringkali terjadi lebih cepat daripada kenaikan permukaan laut global. Rata-rata kenaikan permukaan laut global sejak tahun 1900 adalah sekitar 1,5 milimeter per tahun. Meskipun angkanya tampak kecil, bahkan beberapa sentimeter kenaikan bisa sangat berdampak pada daerah dataran rendah yang sudah turun tanahnya, meningkatkan risiko banjir yang merusak bagi penduduk kota. Selain mengancam kehidupan dan harta benda masyarakat, risiko ini juga berpotensi mengganggu pusat-pusat keuangan penting dan rantai pasokan global yang berada di kota-kota delta Cina. Oleh karena itu, perhatian serius dan tindakan mitigasi dari pemerintah dan masyarakat diperlukan segera.

Baca Juga

  • Kemajuan Terkini dalam Komputasi Kuantum: Pencapaian Google dan Dampaknya pada Industri

  • Kemajuan dalam Fisika Teoritis: Wawasan Baru tentang Alam Dasar Alam Semesta

  • Sampah Luar Angkasa yang Mempengaruhi Bumi Menimbulkan Kekhawatiran Global

  • Implan Mata Berbasis AI Canggih Mengembalikan Penglihatan pada Pasien Buta

  • Kemajuan Penyimpanan Energi dan Mikrogrids Mendorong Revolusi Energi