Pomodo Logo IconPomodo Logo Icon
Tanya PomodoSemua Artikel
Semua
Fokus
Sains

Inovasi dalam Pengobatan Kanker oleh Raksasa Teknologi dan Startup

Share

Perusahaan seperti Samsung, Tubulis, dan Google DeepMind mengembangkan teknologi canggih untuk deteksi dini kanker dan pengobatan yang lebih efektif. Pendanaan besar dan kolaborasi antara perusahaan teknologi dan bioteknologi semakin mempercepat penelitian serta pengembangan terapi kanker yang inovatif.

20 Okt 2025, 14.00 WIB

Obat Kanker Paru Ivonescimab dari Akeso Unggul dan Lebih Cepat dari Pesaing

Obat Kanker Paru Ivonescimab dari Akeso Unggul dan Lebih Cepat dari Pesaing
Perusahaan farmasi Cina, Akeso, baru saja mengumumkan hasil uji klinis obat kanker paru-paru mereka yang bernama ivonescimab. Obat ini digunakan bersama dengan kemoterapi untuk mengobati jenis kanker paru-paru non-sel kecil tipe skuamosa. Hasilnya menunjukkan pengobatan ini lebih efektif dibandingkan dengan terapi yang sudah ada, seperti yang dikembangkan oleh BeOne Medicine. Ivonescimab berhasil memperpanjang waktu hidup pasien secara signifikan dan memiliki efek samping yang lebih rendah. Fakta ini membuatnya sangat menjanjikan dalam pengobatan kanker paru-paru yang selama ini masih sulit untuk ditangani dengan baik. Hasil uji klinis ini juga sudah dipresentasikan di konferensi penting dan diterbitkan di jurnal medis internasional yang bergengsi, The Lancet. Menggunakan strategi kombinasi yang menggabungkan dua metode pengobatan kanker, yaitu PD-1 dan VEGF, membuat ivonescimab mampu meningkatkan respons sistem imun dan menghambat pembentukan pembuluh darah baru di dalam tumor. Ini membantu tubuh melawan kanker secara lebih efektif dan tahan lama. Pendekatan ini dianggap sebagai inovasi penting dalam dunia medis. Akeso menjadi perhatian karena mereka diyakini berada dua hingga tiga tahun lebih maju dibandingkan para pesaing dalam pengembangan obat sejenis. Keunggulan ini dapat memberi mereka keuntungan besar di pasar obat kanker, terutama di Cina, Eropa, dan Amerika Serikat yang merupakan pasar utama bagi obat seperti ini. Pasar saham Akeso sempat naik setelah pengumuman tersebut, walaupun kemudian mengalami penurunan seiring dengan kondisi pasar yang lebih luas. Namun, data dan potensi dari ivonescimab tetap dianggap positif oleh banyak ahli dan investor, menjadikan obat ini sebagai salah satu harapan baru dalam terapi kanker paru-paru.
17 Okt 2025, 15.21 WIB

Samsung dan Grail Bersinergi Hadirkan Tes Deteksi Kanker Dini di Asia

Samsung dan Grail Bersinergi Hadirkan Tes Deteksi Kanker Dini di Asia
Samsung C&T dan Samsung Electronics bekerja sama dengan perusahaan kesehatan Grail untuk menghadirkan tes deteksi dini kanker Galleri ke pasar utama di Asia. Tes ini dapat mendeteksi lebih dari 50 jenis kanker hanya dengan pemeriksaan darah sebelum gejala muncul, menawarkan peluang besar untuk pencegahan dan diagnosis lebih awal. Sebagai bagian dari kerja sama, Samsung berinvestasi sebesar 110 juta dolar AS ke Grail. Samsung C&T akan menjadi distributor eksklusif tes Galleri di Korea Selatan dan berpotensi memperluas distribusi ke Singapura dan Jepang. Tes awal akan dilakukan di laboratorium klinis Grail di Amerika Serikat. Samsung Electronics berencana untuk mengembangkan kerja sama lebih lanjut dengan Grail, termasuk integrasi teknologi AI dan platform data kesehatan yang dapat meningkatkan personalisasi perawatan bagi pengguna Samsung di Asia. Ini merefleksikan visi Samsung untuk meningkatkan kesehatan miliaran orang melalui inovasi teknologi. Perjanjian investasi ini masih menunggu finalisasi kontrak, izin regulasi, dan kondisi tutup transaksi yang biasa, dan rencananya akan rampung awal tahun 2026. Dalam uji klinis terakhir, tes Galleri menunjukkan hasil positif dalam deteksi kanker yang aman dan efektif. Kerja sama ini bisa menjadi langkah penting untuk memperluas akses tes kanker dini di Asia, meningkatkan deteksi awal dan menurunkan angka kematian akibat kanker. Dengan dukungan finansial dan teknologi Samsung, tes Galleri bisa lebih cepat diterima dan digunakan secara luas di wilayah ini.
16 Okt 2025, 17.27 WIB

Tubulis Dapat Dana 361 Juta Dolar untuk Kembangkan Terapi Kanker Baru

Tubulis Dapat Dana 361 Juta Dolar untuk Kembangkan Terapi Kanker Baru
Tubulis baru saja berhasil mengamankan pendanaan Seri C sebesar €308 juta atau sekitar Rp 5.94 triliun ($361 juta) . Dana ini akan digunakan untuk mempercepat pengembangan obat mereka yang disebut TUB-040, sebuah terapi baru yang dirancang untuk melawan kanker ovarium dan kanker paru-paru. Ini adalah langkah besar bagi perusahaan karena mereka ingin membawa obat ini ke fase pengobatan yang lebih awal pada pasien. Selain fokus pada TUB-040, Tubulis juga akan menggunakan dana tersebut untuk mengembangkan obat lain dalam tahap klinis dan pra-klinis. Mereka memiliki TUB-030, yang juga merupakan kandidat obat unggulan, serta berbagai program teknologi yang bertujuan memperluas aplikasi dari antibody-drug conjugate (ADC). ADC adalah jenis obat yang menggabungkan antibodi dengan obat kanker untuk menyerang sel kanker secara spesifik. Pendanaan ini datang dari berbagai investor besar seperti Venrock Healthcare Capital Partners, Ascenta Capital, dan Wellington Management, serta mitra lama mereka. Dengan tambahan dana dan dukungan baru, Tubulis juga menambahkan anggota baru ke dewan pengawas, yang akan membantu mengarahkan perusahaan ke masa depan yang lebih cerah. TUB-040 saat ini sedang dalam tahap uji klinis fase I/IIa yang disebut NAPISTAR1-01. Uji klinis ini dilakukan terutama untuk pasien dengan kanker ovarium yang resisten terhadap platinum dan pasien dengan kanker paru-paru non-sel kecil yang kambuh. Obat ini menargetkan protein NaPi2b yang sering ditemukan dalam jumlah tinggi pada jenis kanker tersebut. Pada Juni 2024, FDA memberikan status fast-track untuk TUB-040, yang berarti obat ini dianggap memiliki potensi besar dan dapat diproses lebih cepat untuk persetujuan. Kesepakatan lisensi dengan Bristol Myers Squibb juga menambah kredibilitas dan peluang kerja sama global untuk Tubulis ke depannya.
16 Okt 2025, 13.14 WIB

Model AI C2S-Scale 27B Temukan Terapi Baru Mengatasi Tumor Kanker 'Dingin'

Model AI C2S-Scale 27B Temukan Terapi Baru Mengatasi Tumor Kanker 'Dingin'
Google DeepMind bekerjasama dengan Yale University meluncurkan sebuah model AI bernama C2S-Scale 27B yang memiliki 27 miliar parameter dan mampu mempelajari perilaku sel kanker secara mendalam. Model ini termasuk dalam keluarga Gemma dan dirancang untuk memahami bahasa sel individu, sehingga dapat menganalisis data sel tunggal yang kompleks. Salah satu masalah besar dalam imunoterapi kanker adalah keberadaan tumor 'dingin' yang tidak terdeteksi oleh sistem imun. Dengan kemampuan reasoning yang tinggi, model AI ini mencoba menemukan obat yang bisa meningkatkan respon imun hanya dalam kondisi biologis tertentu untuk mengatasi tumor tersebut. AI ini melakukan screening lebih dari 4.000 jenis obat pada berbagai sampel pasien dan memprediksi bahwa obat silmitasertib yang dikombinasikan dengan dosis rendah interferon dapat meningkatkan presentasi antigen hampir 50%. Hasil tersebut kemudian dibuktikan dalam eksperimen nyata pada sel hidup. Penemuan ini secara efektif 'mengubah' tumor yang tidak responsif (tumor dingin) menjadi tumor yang mudah dikenali oleh sistem imun (tumor panas). Tim di Yale kini sedang melanjutkan penelitian untuk mempelajari mekanisme kerja obat ini dan untuk menguji prediksi lain dari model tersebut. Google CEO Sundar Pichai menyatakan bahwa dengan uji praklinis dan klinis lanjut, penemuan ini bisa membuka jalur pengembangan terapi yang lebih maju dan efektif untuk melawan kanker. Ini menjadi tonggak penting dalam penerapan AI untuk penelitian biomedis.
16 Okt 2025, 05.49 WIB

Model 3D Usus Besar Manusia: Terobosan Baru dalam Penelitian Kanker Kolorektal

Model 3D Usus Besar Manusia: Terobosan Baru dalam Penelitian Kanker Kolorektal
Para insinyur di Universitas California, Irvine berhasil mengembangkan model 3D miniatur dari usus besar manusia yang dilengkapi dengan teknologi bioelektronik. Model ini meniru bentuk, struktur sel, dan lekukan seperti pada usus besar manusia, memberikan representasi yang lebih akurat untuk penelitian kanker kolorektal. Model ini dibuat menggunakan bahan biologis seperti gelatin methacrylate dan alginate yang mirip dengan jaringan lunak asli colon. Sel usus manusia dilapisi pada bagian dalam, sementara fibroblas ditempatkan di bagian luar untuk meniru lingkungan mukosa usus yang mendukung fungsi alami usus besar. Dalam pengujian obat kemoterapi 5-fluorouracil, model 3D ini menunjukkan resistensi yang signifikan, membutuhkan dosis obat yang jauh lebih tinggi untuk efek yang sama dibandingkan kultur dua dimensi biasa. Hal ini menggambarkan keakuratan model dalam mencerminkan kondisi nyata pasien. Teknologi ini memungkinkan pertumbuhan model usus dari sel pasien secara individual, sehingga dapat mempercepat penemuan obat yang dipersonalisasi dan mengurangi ketergantungan pada model hewan yang mahal dan kurang akurat. Model ini juga mempersingkat waktu penelitian dari bulan hingga hanya beberapa minggu. Para peneliti optimis bahwa model ini akan merevolusi metode penelitian kanker dengan menyediakan alternatif yang lebih etis, murah, dan cepat dalam pengujian obat, serta mendukung pendekatan pengobatan yang fokus pada kebutuhan spesifik pasien.
15 Okt 2025, 12.00 WIB

Tubulis Raih Dana Besar untuk Terapi Kanker Inovatif Antibody-Drug Conjugate

Tubulis, perusahaan pengembang obat kanker asal Jerman, baru saja meraih dana sebesar €308 juta dalam putaran pendanaan Seri C. Dana ini akan digunakan untuk mempercepat pengembangan obat utama mereka, TUB-040, yang sedang dalam uji klinis fase 1/2 untuk kanker ovarium dan kanker paru-paru yang sulit diobati. Meskipun terjadi penurunan tajam dalam investasi pada perusahaan obat kanker swasta pada tahun 2025, pencapaian Tubulis menunjukkan masih ada keyakinan kuat pada pengembangan teknologi antibody-drug conjugate (ADC). ADC merupakan jenis terapi kanker yang menggabungkan antibodi dan racun untuk membunuh sel kanker dengan lebih tepat. Keberhasilan obat Enhertu dari AstraZeneca dan Daiichi Sankyo di pasar telah membuka jalan bagi banyak perusahaan lain untuk fokus pada pengembangan ADC. Tubulis menggunakan teknologi pengikat kimia yang dirancang untuk mengatasi masalah toksisitas yang sering terjadi pada ADC lain. Selain TUB-040, Tubulis juga mengembangkan obat lain bernama TUB-030 yang menargetkan tumor solid dan beberapa kandidat obat dalam tahap pra-klinis dengan kerja sama perusahaan besar seperti Bristol Myers Squibb dan Gilead Sciences. Perusahaan ini juga memperluas kehadirannya dengan kantor di Cambridge, Massachusetts dan rencana membuka kantor di Lausanne, Swiss. CEO Tubulis, Dominik Schumacher, menyatakan bahwa perusahaan sedang mempersiapkan solusi untuk pasien yang mungkin mengalami resistensi terhadap terapi ADC, menunjukkan visi jangka panjang untuk menghadapi tantangan di dunia pengobatan kanker.

Baca Juga

  • Kemajuan Terkini dalam Komputasi Kuantum: Pencapaian Google dan Dampaknya pada Industri

  • Kemajuan dalam Fisika Teoritis: Wawasan Baru tentang Alam Dasar Alam Semesta

  • Sampah Luar Angkasa yang Mempengaruhi Bumi Menimbulkan Kekhawatiran Global

  • Implan Mata Berbasis AI Canggih Mengembalikan Penglihatan pada Pasien Buta

  • Kemajuan Penyimpanan Energi dan Mikrogrids Mendorong Revolusi Energi