Courtesy of CoinDesk
Staked ether (stETH) semakin menjadi acuan dalam ekonomi digital, mirip dengan obligasi pemerintah. Menurut laporan dari ARK Invest, staked ether menawarkan imbal hasil tahunan sekitar 3,27% dan dapat digunakan dalam protokol DeFi. Berbeda dengan obligasi, staked ether tidak dapat gagal bayar dan pengguna dapat mengakses dana mereka kapan saja. Namun, ada risiko seperti "slashing" yang dapat menghancurkan staked ether jika validator mengalami masalah. Selain itu, staked ether lebih volatil dibandingkan obligasi, sehingga tidak bisa dianggap sebagai investasi berisiko rendah.
Staked ether juga memengaruhi cara proyek DeFi beroperasi, karena banyak investor lebih memilih menggunakan stETH sebagai jaminan untuk meminjam stablecoin. Dengan semakin banyaknya penggunaan stETH di berbagai protokol DeFi, proyek lain perlu menawarkan imbal hasil yang lebih tinggi untuk menarik investor. Hal ini menunjukkan bahwa staked ether dapat berperan penting dalam ekonomi kripto, mirip dengan bagaimana suku bunga Federal Reserve memengaruhi sistem keuangan global.