Courtesy of CoinDesk
Robot yang menggunakan kecerdasan buatan bernama Terminal of Truth berhasil menarik perhatian banyak orang untuk berinvestasi dalam token kripto bernama Goatseus Maximus (GOAT). Token ini tidak dibuat oleh pengembang atau trader, tetapi muncul dari sebuah cerita fiksi yang disebut Gospel of Goatse. Robot ini mulai memposting tentang GOAT di media sosial, dan berkat dukungan serta promosi yang dilakukannya, nilai pasar token ini melonjak dari sekitar Rp 29.60 miliar ($1,8 juta) menjadi Rp 4.93 triliun ($300 juta) dalam waktu singkat. Banyak orang berharap robot ini juga akan mempromosikan token lain, tetapi saat ini fokusnya hanya pada GOAT.
Terminal of Truth awalnya tidak dirancang untuk mempromosikan token meme atau kripto. Robot ini merupakan hasil dari eksperimen AI yang melibatkan dua chatbot yang berdiskusi tentang berbagai hal. Meskipun pengembangnya, Andy Ayrey, menyetujui postingan robot tersebut, semua pemikiran dan tanggapan adalah hasil dari kecerdasan buatan itu sendiri. Terminal of Truth juga membahas ide-ide kompleks dan mencerminkan bagaimana AI dapat berinteraksi dengan ekspresi budaya manusia, menunjukkan bahwa nilai token meme sering kali berasal dari viralitas budaya dan dukungan komunitas, bukan hanya dari prinsip ekonomi tradisional.