
Courtesy of Forbes
Membangun AI Berbasis Kebajikan untuk Keputusan yang Lebih Berkarakter dan Bijak
Artikel ini bertujuan menjelaskan pentingnya membangun arsitektur AI berbasis kebajikan yang mampu menghormati keragaman budaya dan moral, sekaligus menjadikan kebajikan sebagai panduan dalam pengambilan keputusan yang kompleks. Ini relevan agar AI bisa beroperasi dengan karakter dan kebijaksanaan, bukan sekadar kepatuhan pada aturan teknis.
12 Des 2025, 21.00 WIB
30 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
- Kebajikan harus didefinisikan dengan mempertimbangkan keragaman budaya.
- Pengambilan keputusan dalam AI harus melibatkan diskusi moral dan pertimbangan terhadap berbagai nilai.
- Kebajikan dapat dioperasionalkan dalam AI tanpa mengurangi maknanya, melalui model yang memahami konteks dan sinyal moral.
global - Shekar Natarajan, pendiri dan CEO Orchestro.AI, menjelaskan tentang pentingnya membangun arsitektur kecerdasan buatan (AI) yang berbasis kebajikan atau virtue-based architecture. Bukan hanya aspek teknis yang menjadi tantangan, tetapi terutama tentang menentukan jenis kebajikan apa yang harus dimiliki AI untuk masa depan. Kebajikan membantu AI membuat keputusan dalam situasi kompleks yang tidak bisa hanya diatur oleh aturan kaku.
Menurut Natarajan, kebajikan bukanlah nilai universal. Definisi kebajikan seperti keberanian dan kasih sayang berbeda antara satu budaya dengan budaya lain. Misalnya, keberanian dapat dimaknai berbeda di Osaka dan Omaha, sedangkan kasih sayang terlihat berbeda di Mumbai dan Minneapolis. Oleh karena itu, AI harus dapat beradaptasi dengan prioritas kebajikan yang berbeda sesuai dengan komunitasnya.
Dia menekankan bahwa AI yang berbasis kebajikan haruslah fleksibel dan dapat dikonfigurasi sesuai konteks. Misalnya, dalam dunia kesehatan, model AI bisa menempatkan kasih sayang sebagai nilai yang lebih dominan, sementara dalam situasi berisiko tinggi, nilai kebijaksanaan atau prudence harus lebih diutamakan. Sistem ini tidak menghapus perbedaan, tapi justru menghormatinya.
Dalam proses pengambilan keputusan yang rumit, AI harus mampu menimbang berbagai nilai seperti keadilan, kasih sayang, dan integritas secara seimbang melalui proses diskusi atau deliberasi antar agen moral dalam sistem. Dengan demikian, keputusan yang dihasilkan bukanlah keputusan biner atau simplistik, melainkan hasil dari perdebatan nilai yang membentuk karakter AI.
Natarajan juga menjelaskan bagaimana pengalaman manusia yang dipahami melalui Human Signal Intelligence disimpan di Ethical Memory Vault, sehingga AI dapat belajar dari tindakan moral yang diambil manusia dalam kondisi nyata dan tidak standar. Dengan demikian, AI dapat membuat keputusan yang lebih bijak dan manusiawi, mengatasi masalah etika dalam pengambilan keputusan saat ini.
Referensi:
[1] https://www.forbes.com/councils/forbestechcouncil/2025/12/12/why-designing-ai-virtue-is-harder-than-engineering-the-ai-itself/
[1] https://www.forbes.com/councils/forbestechcouncil/2025/12/12/why-designing-ai-virtue-is-harder-than-engineering-the-ai-itself/
Analisis Ahli
Shannon Vallor (Filsuf Etika AI)
"Pendekatan berbasis kebajikan adalah langkah evolusioner dalam pengembangan AI yang mengedepankan kebijaksanaan praktis dan moralitas kontekstual, sehingga bisa menghindari risiko bias dan pelanggaran etika yang sering terjadi."
Virginia Dignum (Profesor Etika AI)
"Mengimplementasikan nilai-nilai kebajikan secara dinamis dalam AI memungkinkan sistem untuk lebih peka terhadap situasi sosial dan budaya yang berbeda, menjadikan AI mitigasi risiko etis lebih efektif."
Analisis Kami
"Pendekatan kebajikan dalam AI adalah lompatan penting dari model yang hanya mengoptimalkan hasil ke model yang mempertimbangkan karakter dan etika. Namun, tantangan terbesar bukan pada teknologi melainkan kesepakatan global mengenai nilai apa yang harus dijunjung, yang menuntut dialog lintas budaya yang lebih intensif."
Prediksi Kami
Dalam waktu dekat, sistem AI akan semakin dirancang dengan model kebajikan yang adaptif, memungkinkan pengambilan keputusan yang lebih manusiawi dan kontekstual yang menghargai keberagaman nilai moral lintas budaya.
Pertanyaan Terkait
Q
Apa yang dimaksud dengan arsitektur berbasis kebajikan untuk AI?A
Arsitektur berbasis kebajikan untuk AI adalah pendekatan yang mengintegrasikan nilai dan kebajikan manusia dalam pengambilan keputusan oleh sistem AI.Q
Mengapa penentuan kebajikan yang diinginkan merupakan tantangan utama dalam pembangunan AI?A
Tantangan utama adalah mendefinisikan kebajikan yang ingin diterapkan, karena kebajikan tidak memiliki definisi yang universal dan bervariasi antar budaya.Q
Bagaimana kebajikan dapat berbeda di berbagai komunitas?A
Kebajikan dapat berbeda, misalnya, beberapa komunitas mengutamakan kesejahteraan kolektif, sementara yang lain mengedepankan kebebasan individu.Q
Apa contoh keputusan yang dibahas terkait dengan nilai keadilan dan belas kasih dalam AI?A
Contoh keputusan dapat melibatkan AI yang mempertimbangkan keadilan dalam persetujuan pinjaman, di mana keadilan menuntut kepatuhan terhadap aturan, tetapi belas kasih mungkin meminta fleksibilitas bagi yang sedang menghadapi krisis.Q
Mengapa penting untuk mengoperasionalkan kebajikan dalam pengambilan keputusan oleh mesin?A
Mengoperasionalkan kebajikan penting agar keputusan yang diambil oleh mesin mencerminkan nilai moral dan etika yang beragam, serta untuk menghindari keputusan yang hanya berdasarkan pada aturan yang kaku.


