Mengubah Industri Antariksa: Menuju Satelit dan Roket yang Ramah Lingkungan
Courtesy of InterestingEngineering

Mengubah Industri Antariksa: Menuju Satelit dan Roket yang Ramah Lingkungan

Mendorong penerapan ekonomi sirkular dalam industri antariksa untuk mengurangi limbah luar angkasa dan menjamin keberlanjutan jangka panjang sektor ini, sehingga teknologi dan bahan dapat didaur ulang dan diperbaiki alih-alih dibuang.

01 Des 2025, 23.01 WIB
82 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
  • Industri luar angkasa perlu beralih ke ekonomi sirkular untuk memastikan keberlanjutan.
  • Inovasi dalam desain dan teknologi dapat mengurangi sampah luar angkasa dan meningkatkan efisiensi.
  • Kolaborasi internasional sangat penting untuk menerapkan praktik keberlanjutan dalam eksplorasi luar angkasa.
Surrey, Inggris - Tahun 2025 diprediksi akan menjadi tahun dengan jumlah peluncuran roket ke orbit mencapai 300 kali, yang membawa konsekuensi besar bagi lingkungan akibat emisi gas rumah kaca dan bahan kimia yang merusak ozon. Selain itu, satelit yang telah selesai masa pakainya seringkali dibuang di orbit kuburan atau terbakar di atmosfer, menambah masalah limbah luar angkasa.
Para ilmuwan dari University of Surrey mengusulkan penerapan prinsip ekonomi sirkular untuk sektor luar angkasa. Ini berarti pengembangan teknologi dan sistem yang memungkinkan penggunaan kembali, perbaikan, dan daur ulang satelit serta komponen pesawat ruang angkasa, tidak hanya membuangnya begitu selesai digunakan.
Perusahaan seperti SpaceX telah membuka jalan dengan penggunaan roket Falcon 9 yang sebagian dapat digunakan kembali, membantu mengurangi biaya dan dampak peluncuran. Namun, peningkatan jumlah perangkat orbit menuntut strategi lebih lanjut untuk menghindari kekacauan dan limbah dalam ruang angkasa.
Para peneliti mengajak untuk inovasi di setiap level, mulai dari penggunaan material daur ulang, pengembangan satelit modular yang bisa diperbarui, serta sistem soft landing agar komponen bisa diambil kembali dan digunakan ulang. Selain itu, stasiun ruang angkasa dapat difungsikan sebagai pusat perbaikan dan pengisian bahan bakar, mengurangi frekuensi peluncuran baru.
Tak kalah penting adalah perlunya kolaborasi internasional dan kebijakan yang mendukung pengelolaan limbah antariksa secara berkelanjutan. Dengan menggabungkan teknologi, desain, dan regulasi, masa depan eksplorasi ruang angkasa bisa lebih ramah lingkungan dan hemat sumber daya.
Referensi:
[1] https://interestingengineering.com/space/scientists-set-roadmap-for-circular-space-economy

Analisis Ahli

Jin Xuan
"Pendekatan ekonomi sirkular dapat mentransformasi cara kita memandang dan menggunakan teknologi antariksa sehingga keberlanjutan menjadi dasar pengembangan ruang angkasa di masa depan."

Analisis Kami

"Penerapan ekonomi sirkular dalam ruang angkasa bukan hanya sebuah opsi, melainkan sebuah keharusan karena ledakan jumlah satelit dan roket. Tanpa perubahan sistemik dan kebijakan global, masalah sampah antariksa bisa menghambat eksplorasi dan penggunaan ruang angkasa secara berkelanjutan."

Prediksi Kami

Di masa depan, industri antariksa akan mengembangkan teknologi yang memungkinkan perbaikan, daur ulang, dan penggunaan kembali satelit serta pesawat ruang angkasa secara luas, mengurangi kebutuhan peluncuran baru dan limbah luar angkasa.