Bagaimana AI Mulai Mengawasi Terapis Manusia dalam Terapi Kesehatan Mental
Courtesy of Forbes

Bagaimana AI Mulai Mengawasi Terapis Manusia dalam Terapi Kesehatan Mental

Untuk mengungkap dinamika baru dalam hubungan terapi manusia yang kini turut dipengaruhi oleh AI, serta mengajak para profesional kesehatan mental agar siap menghadapi dan mengelola peran AI dalam proses terapi demi meningkatkan hasil serta menjaga kepercayaan pasien.

25 Nov 2025, 15.15 WIB
227 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
  • Penggunaan AI dalam terapi mental semakin berkembang dan dapat berfungsi sebagai alat bantu bagi klien.
  • Profesional kesehatan mental harus siap menghadapi klien yang menggunakan AI dan menjadikannya bagian dari proses terapi.
  • Privasi dan potensi gangguan yang ditimbulkan oleh AI harus diperhatikan oleh semua pihak yang terlibat dalam terapi.
Saat ini, aplikasi AI untuk kesehatan mental tidak hanya digunakan oleh pasien untuk mendapatkan saran, tetapi juga mulai dipakai oleh pasien untuk menilai bagaimana kinerja terapis manusia mereka. Ini merupakan perubahan signifikan karena biasanya AI berperan hanya sebagai penyedia layanan kesehatan mental kepada pasien secara langsung.
Penggunaan AI ini menimbulkan perasaan tidak nyaman bagi para profesional kesehatan mental seperti psikolog dan terapis. Mereka merasa tidak adil jika setiap ucapan dan tindakan mereka terus-menerus diawasi oleh sebuah sistem AI yang dianggap tidak memiliki empati dan kemanusiaan.
Pasien yang menggunakan AI sebagai alat pendamping terapi dapat menggunakan AI sebagai 'kata kedua' untuk memvalidasi saran dari terapisnya. Metode ini semakin populer, terutama karena AI mudah diakses, murah, dan bisa digunakan kapan saja, berbeda dengan terapis manusia yang memiliki keterbatasan waktu dan biaya.
Namun, ada risiko dan tantangan yang perlu diperhatikan, seperti kerahasiaan data yang rawan bocor, potensi AI memberikan saran yang berbeda atau bertentangan dengan terapis, dan kemungkinan konflik yang muncul dalam hubungan pasien-terapis akibat intervensi AI.
Profesional kesehatan mental disarankan untuk terbuka terhadap keberadaan AI dalam proses terapi dan mengintegrasikannya secara bijak. Dengan memahami kemampuan dan keterbatasan AI, terapis dapat menjaga kepercayaan pasien sekaligus memanfaatkan teknologi ini untuk meningkatkan kualitas terapi.
Referensi:
[1] https://www.forbes.com/sites/lanceeliot/2025/11/25/ai-mental-health-apps-are-now-assessing-how-good-a-job-human-therapists-are-doing/

Analisis Ahli

Carl Jung
""Semua hal yang mengganggu kita tentang orang lain bisa membawa kita pada pemahaman diri sendiri.""

Analisis Kami

"Pemanfaatan AI sebagai alat evaluasi terapis adalah kemajuan teknologi yang tak terelakkan dan memiliki potensi memperbaiki kualitas terapi. Namun, rasa takut dan penolakan di kalangan profesional adalah wajar karena AI belum mampu menangkap nuansa kemanusiaan dalam psikoterapi dan risiko privasi masih tinggi."

Prediksi Kami

Penggunaan AI untuk memantau dan menilai terapis manusia akan meningkat signifikan, memungkinkan pengawasan otomatis yang efisien, namun juga membawa risiko ketegangan dalam hubungan terapeutik dan potensi misinterpretasi hasil evaluasi AI.

Pertanyaan Terkait

Q
Apa tujuan utama penggunaan aplikasi AI dalam konteks terapi mental?
A
Tujuan utama penggunaan aplikasi AI dalam konteks terapi mental adalah untuk memberikan evaluasi dan saran tambahan kepada klien terkait dengan nasihat dari terapis manusia.
Q
Mengapa beberapa profesional kesehatan mental tidak setuju dengan penggunaan AI untuk menilai efektivitas terapi?
A
Beberapa profesional kesehatan mental tidak setuju karena mereka merasa bahwa diawasi oleh AI adalah tidak adil dan dapat mengganggu dinamika hubungan terapis-klien.
Q
Apa yang dimaksud dengan triad dalam hubungan terapi yang melibatkan AI?
A
Triad dalam hubungan terapi yang melibatkan AI adalah hubungan yang terdiri dari klien, terapis, dan AI sebagai pihak ketiga yang memberikan evaluasi atau saran.
Q
Bagaimana AI dapat mengganggu proses terapi yang sedang berlangsung?
A
AI dapat mengganggu proses terapi dengan memunculkan keraguan atau kebingungan tentang nasihat yang diberikan oleh terapis, dan dapat menyebabkan konflik antara klien dan terapis.
Q
Apa yang sebaiknya dilakukan oleh terapis untuk mengantisipasi penggunaan AI oleh klien mereka?
A
Terapis sebaiknya proaktif dalam membahas penggunaan AI dengan klien mereka, menjelaskan potensi manfaat dan risiko yang terkait dengan penggunaan AI dalam konteks terapi.