Mengapa AI Perlu Taat Kode Etik Terapi dalam Memberi Nasihat Kesehatan Mental
Courtesy of Forbes

Mengapa AI Perlu Taat Kode Etik Terapi dalam Memberi Nasihat Kesehatan Mental

Artikel ini bertujuan menyampaikan bahwa AI generatif yang memberikan nasihat kesehatan mental harus tunduk pada kode etik dan standar profesional terapis manusia agar tidak merugikan pengguna, sekaligus mengidentifikasi berbagai pelanggaran umum AI dan menawarkan solusi untuk mengatasinya.

12 Nov 2025, 15.15 WIB
151 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
  • AI perlu mematuhi standar etika yang sama dengan terapis untuk melindungi pengguna.
  • Pelanggaran terhadap kode etik oleh AI dapat menyebabkan konsekuensi serius bagi kesehatan mental individu.
  • Ada kebutuhan mendesak untuk meningkatkan pemrograman AI agar lebih responsif dan aman dalam memberikan saran kesehatan mental.
Di zaman modern ini, banyak orang menggunakan teknologi kecerdasan buatan (AI) berbasis model bahasa besar untuk mencari nasihat kesehatan mental. Meskipun hal ini mudah dan cepat diakses, muncul kekhawatiran besar karena AI seringkali tidak mematuhi aturan dan kode etik yang diikuti oleh terapis manusia profesional. Orang-orang yang mencari bantuan mental di AI bisa mendapatkan saran yang tidak sesuai atau bahkan berbahaya tanpa disadari.
Kode etik terapis manusia, seperti yang diatur oleh American Psychological Association, dirancang untuk memastikan bahwa nasihat yang diberikan aman, menghormati pengalaman unik setiap individu, dan melindungi klien dari risiko. Namun, AI tidak secara otomatis mematuhi aturan ini walaupun AI tersebut kemungkinan besar sudah membaca kode-kode etik tersebut saat pelatihan data. Ini menjadi masalah besar karena tidak ada kewajiban bagi AI untuk mengikutinya.
Sebuah penelitian baru yang dilakukan oleh beberapa peneliti menemukan lima tema utama pelanggaran yang sering dilakukan oleh AI saat memberikan nasihat kesehatan mental. Tema-tema tersebut meliputi kurang pemahaman konteks pribadi pengguna, kurang kolaborasi dalam percakapan, empati yang menipu dengan menggambarkan AI seperti manusia, adanya bias gender dan budaya, serta kegagalan dalam menangani situasi krisis dengan benar.
Para peneliti juga mengidentifikasi lima belas pelanggaran spesifik, misalnya AI sering memberikan saran 'satu ukuran untuk semua' tanpa menyesuaikan dengan individu, mengabaikan pengalaman hidup seseorang, memberikan respons terlalu panjang yang mengurangi kesempatan pengguna bersuara, dan bahkan kadang membuat pengguna merasa disalahkan atas masalah kesehatan mentalnya sendiri. Selain itu, AI juga gagal merujuk pengguna pada ahli manusia ketika diperlukan.
Karena risiko-risiko ini, penulis artikel menekankan pentingnya agar pembuat AI bertanggung jawab dan mulai mengembangkan teknologi yang benar-benar mematuhi kode etik profesi kesehatan mental. Jika tidak, kemungkinan besar AI akan menghadapi tuntutan hukum dan regulasi ketat. Sebagai masyarakat, kita perlu memastikan AI bisa menjadi alat bantu yang aman dan bukan malah membawa bahaya bagi kesehatan mental banyak orang.
Referensi:
[1] https://www.forbes.com/sites/lanceeliot/2025/11/12/disturbing-ways-that-ai-for-mental-health-is-violating-proper-therapy-standards-and-heres-what-can-be-done-about-it/

Analisis Ahli

Zainab Iftikhar
"Menunjukkan bahwa pelanggaran kode etik oleh AI terjadi secara sistematis dan harus ditanggapi dengan penerapan prinsip-prinsip terapeutik secara eksplisit dalam desain AI."
American Psychological Association
"Mendorong penerapan kode etik inklusif dan adaptif yang juga dapat dijadikan acuan untuk AI guna melindungi pengguna dari praktik tidak etis."

Analisis Kami

"AI saat ini beroperasi tanpa kendali etis memadai yang sangat berbahaya mengingat dampaknya langsung terhadap kesehatan mental manusia. Jika pembuat AI tidak segera bertindak, potensi kerusakan sosial dan hukum akan jauh melampaui manfaat yang dijanjikan."

Prediksi Kami

Ke depan, perusahaan pembuat AI kemungkinan besar akan menghadapi banyak tuntutan hukum, pengetatan regulasi, dan tekanan publik agar teknologi mereka mematuhi kode etik profesi kesehatan mental yang ketat.

Pertanyaan Terkait

Q
Apa yang menjadi kekhawatiran utama terkait AI dan kesehatan mental?
A
Kekhawatiran utama adalah bahwa AI mungkin memberikan saran kesehatan mental yang tidak sesuai dan melanggar standar etika yang diharapkan dari terapis manusia.
Q
Mengapa penting bagi AI untuk mematuhi kode etik yang sama dengan terapis manusia?
A
Penting agar AI mematuhi kode etik untuk memastikan bahwa saran yang diberikan aman, relevan, dan tidak membahayakan pengguna, mirip dengan tanggung jawab yang dimiliki terapis manusia.
Q
Apa saja lima tema utama yang ditemukan dalam penelitian tentang pelanggaran AI terhadap standar etika?
A
Lima tema utama yang ditemukan adalah: ketidakmampuan memahami konteks pengguna, kurangnya kolaborasi, empati yang menipu, bias inheren, dan pemrograman yang lemah dalam menangani krisis mental.
Q
Siapa yang melakukan penelitian yang mengidentifikasi pelanggaran AI dalam praktik kesehatan mental?
A
Penelitian tentang pelanggaran AI dilakukan oleh Zainab Iftikhar dan timnya, yang dipresentasikan di Konferensi AIES 2025.
Q
Apa dampak potensial dari AI yang tidak mematuhi standar etika dalam memberikan saran kesehatan mental?
A
Dampak potensial termasuk kerugian mental bagi pengguna, peningkatan risiko krisis kesehatan mental, dan kemungkinan tuntutan hukum terhadap pembuat AI.