COP30 Belém: Harapan Besar dan Tantangan Berat dalam Aksi Iklim Global
Courtesy of Forbes

COP30 Belém: Harapan Besar dan Tantangan Berat dalam Aksi Iklim Global

Mendorong aksi multilateral nyata untuk mengatasi perubahan iklim, dengan fokus pada pengurangan ketergantungan pada bahan bakar fosil dan peningkatan pendanaan untuk perlindungan serta restorasi hutan tropis.

23 Nov 2025, 18.33 WIB
69 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
  • COP30 menunjukkan pentingnya kerjasama multilateral dalam menghadapi perubahan iklim.
  • Meskipun ada kemajuan, masih ada kelemahan signifikan dalam komitmen terhadap transisi energi.
  • Keterlibatan negara-negara seperti Turkey dan Australia diharapkan dapat meningkatkan fokus pada kerentanan negara-negara kecil kepulauan.
Belém, Brazil - COP30 di Belém berlangsung penuh dengan tekanan tinggi untuk menghasilkan kemajuan nyata dalam melawan perubahan iklim. Konferensi ini berlangsung di tengah cuaca ekstrem yang menggambarkan langsung dampak pemanasan global, mengingatkan semua delegasi akan pentingnya kolaborasi global yang kuat.
Lebih dari 80 negara mendukung sebuah peta jalan untuk mengurangi penggunaan bahan bakar fosil, dan USD5,5 miliar dijanjikan untuk fasilitas perlindungan dan restorasi hutan tropis bernama Tropical Forest Forever Facility. Komitmen ini menunjukkan dorongan kuat untuk menjaga keberlanjutan hutan yang vital bagi iklim dunia.
Selain itu, ada kesepakatan untuk meningkatkan pendanaan iklim hingga 1,3 triliun USD dengan program kerja dua tahun yang dipimpin bersama oleh negara maju dan berkembang. Namun, ketegangan dan kompromi menyebabkan peta jalan bahan bakar fosil tidak masuk ke dalam teks akhir, menunjukkan adanya keterbatasan dalam kesepakatan.
Presidensi Brasil mengakui kelemahan ini dengan merilis peta jalan sendiri terkait deforestasi dan transisi bahan bakar fosil, menandakan langkah maju secara perlahan yang tetap mendorong ambisi bagi mereka yang siap bertindak cepat. Kesepakatan COP31 antara Turki dan Australia juga menambah fokus pada negara pulau kecil yang sangat rentan terhadap perubahan iklim.
Meskipun ada kemajuan, COP30 menyisakan pertanyaan besar tentang apakah langkah-langkah tersebut cukup cepat dan kuat untuk mencegah bencana iklim yang diperlihatkan langsung di Belém, dan apakah dunia bisa bersatu lebih kuat dalam menghadapi krisis iklim yang semakin mendesak.
Referensi:
[1] https://www.forbes.com/sites/ninaseega/2025/11/23/cop30-in-belm-progress-amid-climate-reality/

Analisis Ahli

Dr. Saleemul Huq (Direktur ICCCAD)
"COP30 berhasil membawa perhatian pada perlunya kolaborasi lebih intensif, tetapi masih jauh dari cukup untuk menyamakan upaya antara negara maju dan berkembang, terutama dalam aspek pendanaan dan pengurangan bahan bakar fosil."
Christiana Figueres (mantan eksekutif UNFCCC)
"Semangat kolektif yang tumbuh di COP30 merupakan fondasi penting, namun urgensi dan kejelasan langkah nyata dalam transisi energi harus diperjelas agar perubahan efektif dapat terjadi sebelum krisis menjadi tak terkendali."

Analisis Kami

"COP30 memperlihatkan bahwa ada kemajuan simbolis yang penting, tetapi lambatnya implementasi agenda utama seperti transisi energi dan adaptasi memberikan sinyal bahwa dunia masih belum bergerak dengan kecepatan yang dibutuhkan. Tanpa komitmen kuat dan akuntabilitas, kita hanya akan terus melihat peristiwa iklim ekstrem yang semakin sering dan merusak seperti yang terjadi di Belém."

Prediksi Kami

Meski terdapat kemajuan, kurangnya urgensi dalam tindak lanjut transisi bahan bakar fosil dan adaptasi iklim kemungkinan akan memperlambat efektivitas aksi global, meningkatkan risiko bencana iklim yang lebih parah bagi jutaan orang di masa depan.

Pertanyaan Terkait

Q
Apa saja tantangan yang dihadapi dalam COP30 di Belém?
A
COP30 di Belém mengalami tantangan berupa ketegangan geopolitik dan kondisi cuaca ekstrem seperti panas, hujan, dan kebakaran.
Q
Apa yang diharapkan dari Tropical Forest Forever Facility?
A
Tropical Forest Forever Facility diharapkan dapat melindungi dan memulihkan hutan tropis dengan dukungan keuangan lebih dari USD 5,5 miliar.
Q
Apa yang dihasilkan dari kesepakatan akhir Mutirão?
A
Kesepakatan akhir Mutirão mencakup peningkatan mobilisasi keuangan iklim sebesar USD 1,3 triliun dan komitmen untuk transisi dari bahan bakar fosil.
Q
Bagaimana peran Turkey dan Australia dalam COP mendatang?
A
Turkey akan menjadi tuan rumah COP31 dan Australia akan memimpin negosiasi serta mengadakan acara pre-COP di Pasifik Selatan.
Q
Apa kelemahan utama yang diidentifikasi setelah COP30?
A
Kelemahan utama adalah kurangnya detail dalam peta jalan transisi bahan bakar fosil dan adanya dinamika nol-sum antara pendanaan mitigasi dan adaptasi.