Kerugian Penipuan Digital di Indonesia Capai Rp 49 Triliun, Bagaimana Mengatasinya?
Courtesy of CNBCIndonesia

Kerugian Penipuan Digital di Indonesia Capai Rp 49 Triliun, Bagaimana Mengatasinya?

Mengungkap besarnya kerugian akibat penipuan digital di Indonesia dan mendorong koordinasi antar lembaga untuk memperkuat upaya pencegahan serta perlindungan masyarakat dari penipuan.

31 Okt 2025, 16.50 WIB
263 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
  • Penipuan di Indonesia menyebabkan kerugian besar, terutama bagi milenial.
  • Perlu adanya kolaborasi antar lembaga untuk menangani penipuan secara efektif.
  • Metode penipuan yang umum termasuk transfer bank dan dompet digital.
Jakarta, Indonesia - Laporan terbaru dari Global Anti-scam Alliance (GASA) dan Indosat Ooredoo Hutchison mengungkap bahwa 14% masyarakat Indonesia menjadi korban penipuan digital dengan rata-rata kehilangan sebesar Rp 1.723.310 per orang. Kerugian ini sangat berarti terutama bagi mereka yang berpenghasilan rendah sekitar Rp 3-4 juta per bulan.
Data menunjukkan bahwa generasi milenial mengalami kerugian lebih besar dibanding kelompok usia lain, sekitar Rp 1.954.095 per orang. Sementara itu, kelompok baby boomers kehilangan lebih sedikit, namun tetap merasakan dampak dari penipuan tersebut.
Penipuan paling sering dilakukan melalui metode transfer bank dan wire yang mencakup 65% kasus, serta melalui dompet digital dengan presentase 43%. Modus tersebut terus berkembang dan menyasar berbagai kalangan termasuk anak-anak dan pensiunan.
Kerugian total akibat penipuan digital di Indonesia selama satu tahun mencapai angka fantastis yaitu Rp 49 triliun. Kondisi ini menimbulkan kebutuhan mendesak untuk sistem pencegahan yang lebih terintegrasi dan efektif dari berbagai instansi terkait.
Untuk mengatasi hal tersebut, diperlukan penyatuan layanan pengaduan antar kementerian dan lembaga agar setiap laporan penipuan dapat terdata dengan baik dan masyarakat bisa mendapatkan notifikasi cepat ketika ada upaya penipuan, sehingga bisa mengurangi risiko kerugian yang lebih besar.
Referensi:
[1] https://www.cnbcindonesia.com/tech/20251031160814-37-681172/ketipu-rp-17-juta-gaji-cuma-rp-4-juta-warga-ri-sering-kena-modus-ini

Analisis Ahli

Brian D. Hanley
"Kerugian Rp 1,7 juta signifikan bagi masyarakat berpenghasilan rendah dan menunjukkan perlunya edukasi serta perlindungan lebih dalam penggunaan digital banking."
Mediodecci Lustarini
"Koordinasi antar lembaga sangat penting untuk menghadirkan sistem yang mampu mengantisipasi dan melindungi korban penipuan secara lebih efektif."

Analisis Kami

"Penipuan digital di Indonesia sudah berada pada titik yang mengkhawatirkan terutama bagi masyarakat yang penghasilan rata-rata rendah, sehingga dampaknya jauh lebih besar bagi mereka. Solusi efektif harus melibatkan teknologi notifikasi dan edukasi yang masif agar masyarakat lebih waspada terhadap modus-modus penipuan yang terus berkembang."

Prediksi Kami

Dengan meningkatnya kerugian dan korban penipuan, pemerintah dan lembaga terkait kemungkinan akan memperkuat sistem notifikasi dan integrasi layanan pengaduan untuk mencegah transaksi penipuan secara lebih cepat dan menyeluruh.

Pertanyaan Terkait

Q
Apa rata-rata kehilangan korban penipuan di Indonesia?
A
Rata-rata korban penipuan di Indonesia kehilangan Rp 1.723.310 per orang.
Q
Siapa yang lebih banyak kehilangan uang akibat penipuan?
A
Kelompok milenial kehilangan lebih banyak uang dibandingkan baby boomers.
Q
Apa metode penipuan yang paling banyak digunakan?
A
Metode penipuan yang paling banyak digunakan adalah transfer bank dan dompet digital.
Q
Berapa total kerugian yang tercatat dari kasus penipuan di Indonesia?
A
Total kerugian yang tercatat dari kasus penipuan di Indonesia mencapai Rp 49 triliun.
Q
Apa yang disarankan oleh Kementerian Komunikasi untuk mengatasi penipuan?
A
Kementerian Komunikasi menyarankan untuk menyatukan layanan aduan antar kementerian dan lembaga.