HiCloud Bangun Data Center Bawah Laut di Shanghai Pakai Tenaga Angin
Courtesy of CNBCIndonesia

HiCloud Bangun Data Center Bawah Laut di Shanghai Pakai Tenaga Angin

Menginformasikan inovasi baru dalam membangun data center yang lebih efisien energi dan ramah lingkungan dengan menerapkan teknologi bawah laut memanfaatkan tenaga angin serta pendinginan alami dari laut, yang dapat menurunkan konsumsi daya hingga 23%.

29 Okt 2025, 19.40 WIB
109 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
  • HiCloud membangun pusat data bawah laut yang efisien dengan tenaga angin.
  • Proyek ini diharapkan dapat mengurangi konsumsi daya hingga 23% dibandingkan pusat data biasa.
  • Microsoft pernah menjalankan eksperimen dengan pusat data bawah laut melalui Project Natick.
Shanghai, China - Perusahaan HiCloud di China sedang mengembangkan sebuah data center unik yang dibangun di bawah laut dan menggunakan tenaga angin sebagai sumber energi utamanya. Fasilitas ini akan berlokasi di lepas pantai Shanghai dan memiliki kapasitas daya sebesar 24 megawatt.
Sebagian besar energi yang digunakan dalam pusat data ini berasal dari turbin angin lepas pantai, sekitar 95%, sementara sistem pendinginnya memanfaatkan suhu dingin alami dari arus laut, sehingga mengurangi penggunaan listrik untuk pendinginan konvensional.
Untuk membangun fasilitas tersebut, HiCloud membutuhkan dana sekitar USRp 4.37 triliun ($266 juta) atau Rp 4,4 triliun. Di sisi lain, penggunaan teknologi inovatif ini diperkirakan dapat menurunkan konsumsi energi hingga 23% dibandingkan pusat data tradisional.
Sebelumnya, HiCloud juga telah berhasil menyelesaikan pembangunan data center bawah laut pertama di China yang berada di bawah perairan Hainan, berisi ratusan rak server yang terhubung langsung ke daratan melalui kabel.
Meskipun konsep data center bawah laut pernah dilakukan oleh Microsoft dengan Project Natick, proyek tersebut dibatalkan pada tahun 2024, namun tetap dipakai sebagai platform riset untuk mengeksplorasi teknologi pusat data berkelanjutan dan efisien.
Referensi:
[1] https://www.cnbcindonesia.com/tech/20251029122511-37-680282/china-rendam-24-megawatt-di-laut-full-pakai-tenaga-angin

Analisis Ahli

Joe Kava (Mantab CEO Microsoft Data Centers)
"Menganggap bahwa inovasi dalam penggunaan lingkungan alami untuk pendinginan data center sangat penting untuk efisiensi dan keberlanjutan jangka panjang, walaupun biaya awalnya tinggi."
Dr. Sarah O'Kane (Pakarya Energi Terbarukan)
"Mendukung penggunaan tenaga angin dan sumber energi terbarukan lain untuk pusat data sebagai kunci mengurangi jejak karbon teknologi yang terus meningkat."

Analisis Kami

"Langkah HiCloud dengan data center bawah laut dan pemanfaatan tenaga angin menunjukkan kemajuan nyata dalam integrasi teknologi hijau dan infrastruktur digital, yang bisa menjadi model utama ke depan. Namun, tantangan teknis dan biaya tinggi masih menjadi penghalang yang memerlukan perhatian lebih agar solusi ini bisa diterapkan secara masif."

Prediksi Kami

Inovasi ini kemungkinan akan memicu pengembangan data center bawah laut yang lebih luas dan maju di masa depan, terutama sebagai solusi untuk efisiensi energi dan pengurangan jejak karbon di industri teknologi.

Pertanyaan Terkait

Q
Apa yang sedang dibangun oleh HiCloud?
A
HiCloud sedang membangun pusat data bawah laut yang menggunakan tenaga angin dan pendinginan dari arus laut.
Q
Di mana lokasi fase pertama pusat data bawah laut tersebut?
A
Lokasi fase pertama pusat data bawah laut tersebut berada di lepas pantai Shanghai.
Q
Berapa banyak energi yang digunakan oleh pusat data ini dari sumber angin?
A
Sekitar 95% energi yang digunakan oleh pusat data ini berasal dari tenaga angin lepas pantai.
Q
Apa yang dilakukan Microsoft terkait proyek pusat data bawah laut?
A
Microsoft menjalankan Project Natick, yang merupakan eksperimen untuk pusat data bawah laut, meskipun proyek tersebut telah dibatalkan.
Q
Berapa total biaya yang diperlukan untuk pembangunan pusat data HiCloud?
A
Total biaya yang diperlukan untuk pembangunan pusat data HiCloud adalah US$266 juta.