Courtesy of YahooFinance
Rivian, sebuah perusahaan mobil listrik, baru saja mendapatkan komitmen bersyarat dari Departemen Energi AS untuk pinjaman sebesar Rp 108.54 triliun ($6,6 miliar) . Pinjaman ini akan digunakan untuk membangun pabrik perakitan baru di dekat Atlanta, yang sempat ditunda karena masalah keuangan. Jika pinjaman ini disetujui, Rivian akan melanjutkan rencana pembangunan pabrik tersebut, yang diharapkan dapat memproduksi hingga 400.000 kendaraan listrik per tahun. CEO Rivian, RJ Scaringe, menyatakan bahwa pinjaman ini akan membantu mereka meningkatkan produksi kendaraan R2 dan R3 yang lebih terjangkau.
Baca juga: Rivian (RIVN) Saham Turun, Berikut Alasannya
Selain itu, Rivian juga baru-baru ini memperluas kemitraannya dengan Volkswagen, yang akan meningkatkan investasi mereka dalam usaha bersama menjadi Rp 95.38 triliun ($5,8 miliar) . Meskipun Rivian memiliki cadangan uang sebesar Rp 129.09 triliun ($7,85 miliar) , mereka masih menghadapi tantangan, terutama terkait kemungkinan penghapusan kredit pajak untuk kendaraan listrik yang dapat mempengaruhi penjualan mereka. Rivian berencana untuk memproduksi kendaraan R2 dan R3 di pabrik yang ada di Illinois pada tahun 2026, sambil menunggu pembangunan pabrik baru di Georgia.
Pertanyaan Terkait
Q
Apa yang diumumkan oleh Rivian terkait pinjaman dari Departemen Energi?A
Rivian mengumumkan bahwa mereka mendapatkan 'komitmen bersyarat' dari Departemen Energi untuk pinjaman sebesar $6,6 miliar.Q
Berapa jumlah pinjaman yang diterima Rivian?A
Jumlah pinjaman yang diterima Rivian adalah $6,6 miliar.Q
Apa tujuan dari pinjaman yang diberikan oleh DOE?A
Tujuan dari pinjaman tersebut adalah untuk mendukung pembangunan pabrik perakitan baru Rivian di Georgia.Q
Siapa CEO Rivian dan apa pernyataannya tentang pinjaman tersebut?A
CEO Rivian, RJ Scaringe, menyatakan bahwa pinjaman ini akan memungkinkan mereka untuk memperluas jejak manufaktur kendaraan listrik di AS.Q
Apa dampak potensial dari penghapusan kredit pajak EV terhadap Rivian?A
Penghapusan kredit pajak EV dapat berdampak negatif pada perusahaan seperti Rivian, Lucid, dan Tesla yang bergantung pada insentif tersebut.