Courtesy of InterestingEngineering
CERN, organisasi penelitian nuklir Eropa, telah meluncurkan akselerator proton bernama ELISA di Pusat Pendidikan dan Outreach-nya. ELISA adalah akselerator pertama yang menjadi bagian dari pameran museum dan dapat digunakan untuk mempelajari objek arkeologi. Meskipun CERN terkenal dengan Large Hadron Collider (LHC) dan penemuan Higgs boson, mereka juga berfokus pada program edukasi untuk melibatkan masyarakat. Dengan ELISA, pengunjung dapat melihat langsung cara kerja akselerator ini, yang berfungsi untuk menganalisis komposisi elemen dari sampel kecil, seperti cat pada seni gua kuno, tanpa merusak objek tersebut.
Para ilmuwan di CERN sedang melakukan penelitian untuk memahami seberapa banyak kerusakan yang dapat ditimbulkan oleh sinar proton dan kondisi ideal untuk meminimalkan kerusakan tersebut. Mereka berharap ELISA dapat membantu dalam analisis bahan warisan budaya tanpa harus membawa sampel ke fasilitas penelitian. Rencana ke depan adalah mengembangkan akselerator portabel yang dapat digunakan di lokasi-lokasi yang tidak memiliki akses ke fasilitas akselerator, sehingga memungkinkan penelitian lebih lanjut tentang teknik dan bahan yang digunakan dalam seni gua ribuan tahun yang lalu.
Pertanyaan Terkait
Q
Apa itu ELISA dan di mana ia digunakan?A
ELISA adalah akselerator proton yang digunakan di CERN untuk analisis permukaan dan penelitian arkeologi.Q
Siapa yang mengembangkan konsep ELISA?A
Konsep ELISA dikembangkan oleh Serge Mathot, seorang fisikawan terapan di CERN.Q
Apa tujuan dari penelitian yang dilakukan dengan ELISA?A
Tujuan penelitian dengan ELISA adalah untuk menganalisis sampel tanpa merusak objek budaya.Q
Mengapa teknik proton dianggap efektif untuk analisis?A
Teknik proton dianggap efektif karena memiliki sensitivitas tinggi dan latar belakang yang rendah.Q
Apa harapan para peneliti terkait akselerator portabel?A
Para peneliti berharap akselerator portabel dapat digunakan di lapangan untuk penelitian arkeologi.