Tiga Fisikawan Raih Nobel 2025 atas Terobosan dalam Quantum Tunneling
Courtesy of TheVerge

Tiga Fisikawan Raih Nobel 2025 atas Terobosan dalam Quantum Tunneling

Memberikan penghargaan atas kontribusi luar biasa dalam pembuktian fenomena quantum tunneling melalui sirkuit tanpa hambatan listrik yang menjadi dasar perkembangan komputer kuantum dan teknologi komunikasi modern.

08 Okt 2025, 04.09 WIB
68 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
  • Penelitian tentang tunneling kuantum membuka jalan bagi pengembangan teknologi modern.
  • Hadiah Nobel dalam Fisika 2025 diberikan kepada tiga fisikawan terkemuka yang berkontribusi pada mekanika kuantum.
  • Kemajuan dalam komputasi kuantum dapat mengubah cara kita memproses informasi di masa depan.
Berkeley, Amerika Serikat - Pada tahun 2025, tiga fisikawan bernama John Clarke, Michel Devoret, dan John Martinis mendapatkan Hadiah Nobel Fisika karena karyanya pada awal 1980-an tentang quantum tunneling. Mereka berhasil membuat sebuah sirkuit dengan nol hambatan listrik untuk membuktikan bahwa partikel dapat menembus penghalang yang biasanya tidak bisa mereka lewati.
Sebelum penemuan ini, quantum tunneling hanyalah sebuah teori dalam dunia fisika. Namun, dengan eksperimen mereka yang berhasil, teori tersebut kini menjadi fakta yang terbukti dalam sirkuit nyata. Ini sangat penting karena menjadi dasar dari banyak perangkat elektronik modern yang kita gunakan, termasuk transistor dan teknologi komputer kuantum.
John Clarke memimpin penelitian di University of California, Berkeley sejak tahun 1969 dan masih aktif sebagai profesor emeritus. Sementara itu, Michel Devoret dan John Martinis juga berkontribusi banyak dalam pengembangan komputer kuantum, terutama saat mereka bekerja di tim Quantum AI milik Google.
Pada tahun 2019, John Martinis dan timnya di Google mengumumkan pencapaian quantum supremacy, yaitu kemampuan komputer kuantum untuk menyelesaikan masalah yang jauh lebih cepat dibandingkan superkomputer biasa. Devoret juga memegang posisi penting di Google Quantum AI sebagai ilmuwan utama perangkat keras kuantum.
Penghargaan Nobel ini menempatkan Clarke, Devoret, dan Martinis di antara fisikawan besar dunia lainnya seperti Max Planck dan Albert Einstein. Karya mereka tidak hanya memperkuat teori fisika kuantum, tetapi juga membuka jalan bagi revolusi teknologi di masa depan.
Referensi:
[1] https://theverge.com/news/795295/nobel-prize-phyics-quantum-computers

Analisis Ahli

John Preskill (physicist, quantum computing expert)
"Pengakuan bagi Clarke, Devoret, dan Martinis merupakan sebuah tonggak penting karena mereka berhasil menghubungkan fisika kuantum teoretis dengan aplikasi praktis yang membuka jalan bagi era komputasi kuantum."
Michelle Simmons (quantum physicist)
"Keberhasilan membuktikan quantum tunneling secara fisik sangat penting dan akan mendorong lebih banyak inovasi di bidang perangkat kuantum dan teknologi masa depan yang lebih canggih."

Analisis Kami

"Penghargaan Nobel kepada Clarke, Devoret, dan Martinis menegaskan pentingnya penelitian dasar dalam ilmu fisika yang berdampak luas ke teknologi dunia nyata. Ini membuktikan bahwa konsep teoretis yang dulu dianggap abstrak kini bisa menjadi pondasi revolusi di bidang komputasi dan komunikasi."

Prediksi Kami

Penemuan ini akan mempercepat perkembangan teknologi komputer kuantum yang lebih efisien dan mengubah cara kita memproses informasi secara fundamental di masa depan.

Pertanyaan Terkait

Q
Siapa yang menerima Hadiah Nobel dalam Fisika 2025?
A
John Clarke, Michel Devoret, dan John Martinis menerima Hadiah Nobel dalam Fisika 2025.
Q
Apa yang mereka lakukan di tahun 1980-an?
A
Mereka melakukan penelitian tentang mekanika kuantum dan menciptakan sirkuit tanpa resistensi listrik.
Q
Apa itu tunneling kuantum?
A
Tunneling kuantum adalah fenomena di mana partikel dapat melewati penghalang yang seharusnya tidak dapat mereka lewati.
Q
Mengapa penelitian mereka penting untuk teknologi modern?
A
Penelitian mereka penting karena menjadi dasar bagi transistor dan perkembangan industri komputasi kuantum.
Q
Di mana John Clarke mengajar?
A
John Clarke mengajar di Universitas California, Berkeley.