Courtesy of YahooFinance

Perempuan CEO Percepat Adopsi AI di Perusahaan Besar di Amerika Serikat

Menggambarkan bagaimana perempuan dalam posisi CEO memimpin perusahaan yang unggul dalam adopsi AI dan bagaimana peran mereka berkontribusi dalam mempercepat pemanfaatan AI di berbagai sektor, sekaligus mengidentifikasi tantangan dan peluang bagi perempuan di industri teknologi dan AI.

07 Okt 2025, 15.45 WIB

133 dibaca

Ikhtisar 15 Detik

Perusahaan yang dipimpin oleh wanita menunjukkan adopsi teknologi AI yang lebih cepat.
AI digunakan oleh berbagai sektor untuk meningkatkan efisiensi dan layanan pelanggan.
Meskipun ada kemajuan, wanita masih menghadapi tantangan dalam mendapatkan pendanaan di industri AI.

Amerika Serikat - Perempuan memimpin sembilan dari 50 perusahaan teratas dalam daftar Fortune AIQ, yang menilai perusahaan Fortune 500 dengan adopsi kecerdasan buatan paling matang. Rata-rata perempuan memimpin 18% perusahaan dalam daftar ini, naik dibandingkan dengan 11% di seluruh Fortune 500 tahun 2025. Hal ini menunjukkan bisnis yang dipimpin perempuan lebih cepat dalam mengintegrasikan AI ke dalam operasi mereka.

Contoh penggunaan AI di perusahaan yang dipimpin perempuan sangat beragam, seperti Citigroup yang melatih 175.000 karyawan dalam menulis prompt yang efektif untuk alat AI berbahasa besar, atau Progressive yang memakai AI untuk menyeleksi ribuan lamaran pekerjaan. Albertsons menggunakan AI untuk membantu pelanggan berbelanja secara online dengan fitur percakapan yang menaikkan nilai belanja.

Elevance Health, yang CEO-nya adalah Gail Boudreaux, menerapkan alat-alat AI untuk meningkatkan produktivitas karyawan, seperti membantu perwakilan layanan pelanggan mendapatkan informasi secara cepat dan otomatisasi pembuatan ringkasan transkrip telepon. Perusahaan juga menyediakan sertifikasi AI untuk meningkatkan kemampuan karyawan mereka melalui kerja sama dengan OpenAI.

Meski peran CEO masih didominasi oleh laki-laki terutama di startup AI besar seperti OpenAI dan Anthropic, perempuan memegang posisi kunci sebagai CFO di perusahaan teknologi terbesar, yang merupakan peran sangat berpengaruh dalam pengelolaan sumber daya perusahaan. Namun, startup AI yang dipimpin perempuan masih minim pendanaan dari modal ventura, kecuali beberapa pengecualian besar.

Para pakar berpendapat bahwa perempuan yang menjadi pemimpin teknologi akan membawa perspektif penting dalam penggunaan AI yang bertanggung jawab dan inklusif, menghindarkan masyarakat dari dampak buruk seperti yang pernah dialami teknologi media sosial di masa lalu. Kesempatan ini sangat penting untuk mendukung perempuan dalam mengarahkan masa depan teknologi agar lebih aman dan bermanfaat.

Referensi:
[1] https://finance.yahoo.com/news/one-common-thread-companies-seeing-084558465.html

Analisis Ahli

Lareina Yee

"Perempuan CEO cenderung lebih cepat mengadopsi teknologi baru karena perilaku konsumen yang sudah mereka tunjukkan dalam penggunaan teknologi lain seperti media sosial."

Sarah Franklin

"Baik laki-laki maupun perempuan memulai tanpa pengalaman agentik AI yang mendalam, sehingga semua pemimpin harus belajar bersama dan bertanya bagaimana AI bisa digunakan secara bertanggung jawab untuk menghindari dampak negatif."

Analisis Kami

"Peran perempuan dalam kepemimpinan perusahaan AI menunjukkan perubahan sikap yang positif terhadap teknologi, namun ketimpangan gender di level startup masih menjadi hambatan signifikan yang perlu segera diatasi. Untuk menciptakan ekosistem AI yang inklusif dan berkelanjutan, dibutuhkan dukungan lebih besar dari investor dan kebijakan yang memfasilitasi akses perempuan ke ruang inovasi teknologi."

Prediksi Kami

Dalam beberapa tahun ke depan, perusahaan yang dipimpin perempuan kemungkinan akan terus meningkatkan adopsi AI dengan pendekatan yang lebih bertanggung jawab dan berfokus pada kemudahan serta personalisasi, sementara startup AI yang dipimpin perempuan berpotensi mendapatkan lebih banyak pendanaan dan pengaruh dalam industri teknologi.