Courtesy of TechCrunch
Pada Januari tahun lalu, perusahaan biotek Jerman, BioNTech, mengakuisisi startup AI asal Afrika, Instadeep, dengan nilai lebih dari Rp 9.04 triliun ($550 juta) . Akuisisi ini merupakan yang terbesar dari Afrika dan telah membantu Instadeep mengembangkan teknologi AI untuk aplikasi di bidang bioteknologi. Instadeep menggunakan teknik pembelajaran mesin canggih untuk menciptakan sistem yang dapat belajar sendiri dan memberikan wawasan yang lebih cepat dalam analisis data kesehatan. Sejak diakuisisi, Instadeep telah berhasil meningkatkan proses di BioNTech, seperti mempercepat analisis jaringan tubuh untuk mendeteksi sel tumor.
Instadeep juga terus beroperasi secara independen dan mengembangkan teknologi AI untuk berbagai sektor, termasuk optimasi industri. Mereka telah meluncurkan proyek baru yang menggunakan AI untuk mendeteksi lokasi perkembangbiakan belalang di Afrika dengan akurasi tinggi menggunakan citra satelit. Dengan lebih dari 400 karyawan di seluruh dunia, Instadeep berkomitmen untuk terus berinovasi dan memberikan solusi yang bermanfaat, baik di bidang bioteknologi maupun industri lainnya.