Courtesy of YahooFinance
Elon Musk, orang terkaya di AS, sedang dianggap sebagai jenius penghemat biaya oleh banyak orang, termasuk Presiden terpilih Donald Trump. Trump telah menugaskan Musk dan Vivek Ramaswamy untuk merancang rencana pengurangan pengeluaran pemerintah federal. Namun, setelah Musk mengambil alih Twitter (sekarang X) dan memecat 80% karyawannya, nilai perusahaan tersebut justru mengalami penurunan yang signifikan. Menurut laporan, Musk dan rekan-investornya telah kehilangan lebih dari Rp 411.13 triliun ($25 miliar) sejak akuisisi tersebut.
Musk dan rekan-rekannya menginvestasikan sekitar Rp 542.68 triliun ($33 miliar) untuk membeli Twitter, tetapi nilai investasi mereka telah turun hampir 80%. Hal ini menimbulkan pertanyaan apakah Musk dapat dipercaya untuk mengurangi pengeluaran pemerintah tanpa merugikan banyak orang. Meskipun Musk dikenal sebagai investor yang sukses, kerugian besar yang dialaminya di X menunjukkan bahwa pengurangan biaya yang drastis bisa berisiko.
Pertanyaan Terkait
Q
Siapa yang dianggap sebagai jenius pengurangan biaya dalam artikel ini?A
Elon Musk dianggap sebagai jenius pengurangan biaya dalam artikel ini.Q
Apa yang terjadi pada nilai X sejak Elon Musk mengambil alih?A
Nilai X telah mengalami penurunan hampir 80% sejak Elon Musk mengambil alih.Q
Berapa banyak kehilangan yang dialami Musk dan rekan-investornya setelah pengambilalihan Twitter?A
Musk dan rekan-investornya mengalami kehilangan lebih dari $25 miliar setelah pengambilalihan Twitter.Q
Apa yang dilakukan Fidelity terkait nilai investasi mereka di X?A
Fidelity menilai investasi mereka di X berdasarkan nilai pasar, yang menunjukkan penurunan signifikan.Q
Apa kesimpulan penulis tentang kemampuan Musk dalam mengurangi pengeluaran federal?A
Penulis menyimpulkan bahwa Musk mungkin tidak dapat dipercaya untuk mengurangi pengeluaran federal tanpa menyebabkan kerusakan besar.