Courtesy of Reuters
Nvidia, perusahaan pembuat chip yang terkenal, telah berhasil melampaui ekspektasi pendapatan Wall Street selama delapan kuartal berturut-turut. Namun, pertumbuhan mereka diperkirakan akan melambat, terutama karena adanya masalah dalam rantai pasokan dan keterlambatan produksi chip AI terbaru mereka yang disebut Blackwell. Meskipun penjualan diperkirakan meningkat 82,8% menjadi Rp 544.82 triliun ($33,13 miliar) pada kuartal ketiga, ini adalah pertumbuhan terendah dalam enam kuartal terakhir. Para analis memperkirakan bahwa pendapatan dari chip Blackwell di kuartal keempat bisa mencapai antara Rp 82.22 ribu ($5) hingga Rp 213.78 triliun ($13 miliar) , tergantung pada kemampuan Nvidia untuk memenuhi permintaan.
Permintaan untuk chip Nvidia tetap tinggi, terutama dari penyedia layanan cloud seperti Microsoft dan Amazon yang terus berinvestasi dalam infrastruktur AI. Meskipun biaya pengembangan dan produksi chip baru meningkat, Nvidia masih menguasai sekitar 80% pasar chip AI berkat perangkat lunak CUDA yang mereka kembangkan. Dengan semua perkembangan ini, hasil keuangan Nvidia akan sangat berpengaruh terhadap pasar saham yang terkait dengan teknologi AI.