Courtesy of YahooFinance
Britania Raya menghadapi tantangan baru terkait inflasi setelah pemerintah baru mengeluarkan anggaran besar dan adanya risiko perang dagang global akibat rencana tarif Presiden AS terpilih, Donald Trump. Inflasi di Britania Raya pernah mencapai lebih dari 11% dua tahun lalu, tetapi kini diperkirakan akan meningkat lagi. Bank of England (BoE) telah menaikkan proyeksi inflasi untuk tiga tahun ke depan, yang dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi dan janji Perdana Menteri Keir Starmer untuk menjadikan Britania Raya sebagai ekonomi dengan pertumbuhan tercepat di antara tujuh negara besar.
Meskipun inflasi di Britania Raya telah menurun di bawah target 2% BoE, para ekonom memperingatkan bahwa tarif yang lebih tinggi dapat memperlambat pertumbuhan dan meningkatkan inflasi lebih cepat dari yang diperkirakan. BoE telah mengurangi suku bunga, tetapi pejabatnya menyatakan bahwa mereka tidak bisa mengabaikan dampak dari tarif perdagangan dan harus berhati-hati dalam mengambil keputusan. Mereka khawatir bahwa perkembangan politik di AS dapat mempengaruhi ekonomi Britania Raya dan memperlambat pemulihan dari pandemi.