Courtesy of Forbes
Menurut analisis terbaru, kurang dari setengah perusahaan memiliki rencana transisi untuk mengatasi risiko perubahan iklim. Hanya 41% dari lebih dari 1.400 perusahaan yang disurvei di 51 negara yang memiliki rencana tersebut, sementara 38% tidak berniat untuk membuatnya. Di negara-negara besar penghasil emisi, angka ini bahkan lebih rendah, dengan hanya 8% di China dan 32% di AS yang memiliki rencana mitigasi. Penelitian ini menunjukkan bahwa regulasi yang efektif dapat mendorong perusahaan untuk bertindak, tetapi sangat sedikit yang telah membuat komitmen finansial untuk mendukung rencana transisi mereka.
Dr. Matthew Bell dari EY menyatakan bahwa lebih banyak perusahaan perlu melihat perubahan iklim sebagai peluang strategis dan berinvestasi untuk membuat operasi mereka lebih tahan terhadap perubahan. Dia menekankan pentingnya kolaborasi antara pemimpin perusahaan dalam merencanakan transisi dan menyarankan bahwa pemerintah juga perlu bekerja sama dengan bisnis untuk menciptakan kebijakan yang mendukung transformasi ini. Selain itu, target jangka pendek harus dianggap sebagai langkah menuju tujuan net zero pada tahun 2050, bukan sebagai tujuan akhir.