Courtesy of YahooFinance
Friedrich Merz, pemimpin konservatif Jerman, memulai kampanye pemilihan dengan menyerang Kanselir Olaf Scholz, menyebutnya "ringan" dan menuduhnya menyebabkan perpecahan di ekonomi terbesar di Eropa. Merz, yang memimpin aliansi CDU/CSU, memberikan pidato yang kuat di parlemen setelah Scholz mengumumkan pemilihan mendatang pada 23 Februari, yang dipercepat dari bulan September. Scholz mengakhiri koalisi pemerintahnya dengan Partai Hijau dan Partai Demokrat Bebas, yang menyebabkan ketidakpastian politik di Jerman, di mana ekonomi sedang mengalami stagnasi.
Dalam pidatonya, Scholz menekankan pentingnya bersatu dan berinvestasi untuk masa depan, sementara Merz menuduhnya tidak memahami situasi di negara tersebut. Survei menunjukkan aliansi Merz memiliki dukungan lebih dari 30%, menjadikannya kandidat kuat untuk memenangkan kembali kursi kanselir. Namun, proses pembentukan pemerintahan baru mungkin memakan waktu hingga April, dan stabilitas politik sangat dibutuhkan untuk menghadapi tantangan ekonomi yang ada.