Courtesy of Forbes
Tahun 2024 diperkirakan akan menjadi tahun pertama di mana suhu global meningkat lebih dari 1,5 derajat Celsius, yang dapat memicu kerusakan iklim yang tidak dapat diperbaiki. Untuk melawan perubahan iklim, penting untuk mencapai emisi karbon net-zero, yaitu tidak ada emisi karbon yang ditambahkan ke atmosfer. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa durabilitas dalam penghilangan karbon dioksida (CO₂) sangat penting. Artinya, seberapa lama karbon yang ditangkap dapat disimpan di luar atmosfer. Jika karbon hanya disimpan untuk waktu yang singkat, seperti 100 tahun, maka suhu bumi masih bisa meningkat lebih dari yang diinginkan, sehingga tidak memenuhi target perjanjian Paris yang ingin membatasi pemanasan global.
Para ilmuwan menyarankan bahwa untuk benar-benar mengimbangi emisi CO₂ dari bahan bakar fosil, karbon yang ditangkap harus disimpan setidaknya selama 1.000 tahun. Metode penyimpanan yang paling efektif saat ini adalah penyimpanan geologis, di mana CO₂ disuntikkan ke formasi batuan bawah tanah. Meskipun metode berbasis alam seperti reforestasi juga penting, mereka memiliki risiko dan durabilitas yang lebih rendah. Oleh karena itu, penting untuk menetapkan standar durabilitas yang jelas untuk metode penghilangan karbon agar dapat mencapai tujuan iklim jangka panjang dan memastikan bahwa klaim net-zero dari perusahaan dan pemerintah dapat dipercaya.