Courtesy of TechCrunch
Permintaan untuk layanan cloud semakin meningkat berkat kecerdasan buatan (AI), dengan pengeluaran cloud diperkirakan akan mencapai lebih dari Rp 32.89 quadriliun ($2 triliun) pada tahun 2030. Namun, manajemen pengeluaran yang buruk dapat mengancam pengembalian investasi (ROI). Yodar Shafrir, yang bekerja di startup Run:AI, menyaksikan langsung frustrasi tim DevOps akibat ketidak efisienan sumber daya, seperti biaya tinggi untuk sumber daya yang tidak terpakai dan aplikasi yang crash karena kekurangan sumber daya. Bersama Guy Baron, mereka mendirikan ScaleOps, sebuah startup yang fokus pada pengelolaan pengeluaran cloud, khususnya dalam bidang FinOps.
ScaleOps berusaha mengotomatiskan manajemen cloud untuk perusahaan dengan menganalisis kebutuhan aplikasi dan meminimalkan penggunaan layanan cloud. Startup ini telah menarik perhatian banyak perusahaan dan berhasil mengumpulkan dana sebesar Rp 953.81 miliar ($58 juta) untuk memperluas timnya dari 60 menjadi lebih dari 200 orang pada tahun 2026. Dengan semakin banyak perusahaan yang membentuk tim FinOps, ScaleOps berada di jalur yang tepat untuk pertumbuhan, terutama di tengah perlambatan industri teknologi yang mendorong fokus pada efisiensi operasional dan penghematan biaya.