Courtesy of CNBCIndonesia
Ikhtisar 15 Detik
- Media sosial menjadi alat penting dalam menghubungkan pedagang China dengan konsumen AS.
- Perang dagang antara AS dan China berdampak langsung pada perilaku konsumen di AS.
- Klaim produk tiruan oleh pedagang China menimbulkan kontroversi dan perhatian dari merek-merek mewah.
Amerika Serikat, China - Fenomena baru muncul di Amerika Serikat (AS) di mana warga menunjukkan solidaritas terhadap pedagang ritel China di tengah perang dagang yang sengit antara AS dan China. Para pedagang China mempromosikan produk-produk mewah dengan harga miring di media sosial seperti TikTok dan Instagram, menyasar pembeli dari AS. Mereka mengklaim bahwa produk-produk tersebut diproduksi di pabrik yang sama dengan merek-merek mewah seperti Lululemon, Hermes, dan Birkenstock.
Influencer AS turut mempromosikan video-video dari pedagang China, yang mendorong jumlah download aplikasi e-commerce China seperti DHGate dan Taobao di AS. Warga AS mewaspadai harga-harga barang yang melonjak tinggi akibat tarif yang diberlakukan oleh pemerintahan Trump terhadap barang impor China. Akibatnya, aplikasi DHGate langsung masuk dalam 'Top 10' aplikasi paling banyak di-download di toko aplikasi Apple dan Google.
Para pakar ritel dan vendor di China mengatakan bahwa tidak mungkin video viral yang mengklaim sebagai produsen merek mewah tersebut menjual produk asli. TikTok dan Instagram telah menghapus beberapa video viral yang mempromosikan barang-barang mewah asal China karena menyalahi kebijakan perusahaan. Namun, banyak video yang diunggah ulang dan terus mendulang popularitas di media sosial.