Courtesy of AsianScientist
Ikhtisar 15 Detik
- Peri-Implantitis dan periodontitis memiliki mekanisme biologis yang berbeda meskipun terlihat serupa secara klinis.
- Penelitian ini mengidentifikasi biomarker spesifik yang dapat membantu dalam diagnosis dan pengobatan Peri-Implantitis.
- Temuan ini berpotensi mendorong pengembangan terapi yang lebih efektif untuk Peri-Implantitis dalam beberapa tahun ke depan.
Busan, Korea Selatan - Populasi lanjut usia yang semakin meningkat dan kesadaran yang lebih besar tentang kebersihan mulut telah menjadikan Asia Pasifik salah satu pasar terbesar untuk implan gigi. Namun, peningkatan ini juga diiringi dengan meningkatnya prevalensi Peri-Implantitis (PI), suatu kondisi inflamasi kronis yang mempengaruhi jaringan gusi di sekitar implan gigi. Penelitian terbaru oleh Pusan National University di Korea Selatan menemukan hubungan unik antara PI dan fibroblas yang diaktifkan.
Penelitian ini mengidentifikasi tiga gen penanda spesifik—ACTA2, FAP, dan PDGFRβ—yang lebih aktif dalam peri-implantitis. Temuan ini menunjukkan bahwa fibroblas yang diaktifkan mungkin memainkan peran kunci dalam patogenesis peri-implantitis. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa biomarker berbasis diagnostik dapat mengurangi salah diagnosis antara PI dan periodontitis, serta meningkatkan hasil pasien.
Penelitian ini memberikan wawasan penting tentang perbedaan jalur biologis antara peri-implantitis dan periodontitis. Temuan ini dapat mendorong pengembangan terapi yang lebih spesifik dan terarah untuk peri-implantitis dalam 5-10 tahun ke depan. Dengan demikian, penelitian ini memiliki potensi untuk mengubah strategi klinis dalam mendiagnosis dan mengobati peri-implantitis.