Courtesy of SCMP
Ikhtisar 15 Detik
- Produksi chip AI menyebabkan peningkatan emisi karbon yang signifikan.
- Perusahaan teknologi perlu mempertimbangkan dampak lingkungan dari rantai pasokan mereka.
- Ada peluang besar untuk berinvestasi dalam energi terbarukan untuk mendukung industri chip.
Taiwan, South Korea, Japan - Greenpeace mengungkapkan bahwa emisi global dari konsumsi listrik yang terkait dengan pembuatan chip AI melonjak tahun lalu, terutama karena ketergantungan besar pada bahan bakar fosil di pusat teknologi produksi terkemuka di Asia. Konsumsi listrik untuk produksi chip AI lebih dari tiga kali lipat, menyebabkan peningkatan emisi karbon dioksida empat kali lipat.
Perusahaan seperti Nvidia dan AMD dianggap mengabaikan dampak iklim dari rantai pasokan mereka di Asia Timur. Greenpeace menyoroti bahwa permintaan chip AI digunakan untuk membenarkan kapasitas bahan bakar fosil baru di Taiwan dan Korea Selatan, yang seharusnya dapat dipenuhi oleh sumber energi terbarukan.
Permintaan chip AI melonjak seiring dengan evolusi layanan AI seperti ChatGPT, dan pasar semikonduktor global diperkirakan akan tumbuh 15 persen tahun ini. Pasar AI sendiri diproyeksikan mencapai USRp 12.83 quadriliun ($780 miliar) hingga USRp 16.28 quadriliun ($990 miliar) pada tahun 2027, menunjukkan potensi besar namun juga tantangan lingkungan yang harus diatasi.