Courtesy of TechCrunch
Ikhtisar 15 Detik
- Kampanye peretasan oleh NSO Group menunjukkan skala besar penggunaan spyware di seluruh dunia.
- WhatsApp berhasil mengungkapkan jumlah korban dan negara yang terlibat dalam peretasan ini.
- Gugatan hukum terhadap NSO Group dapat memberikan preseden penting dalam perlindungan privasi digital.
United States - NSO Group's Pegasus spyware targeted 1,223 WhatsApp users in 51 countries during a 2019 hacking campaign, leading to a lawsuit by WhatsApp against NSO Group. The court document reveals the countries with the most victims, including Mexico, India, and Bahrain.
The hacking campaign lasted only two months, yet it affected over a thousand users, including human rights activists and journalists. The court case has led to revelations about NSO Group's practices and the high costs of their spyware.
WhatsApp achieved a significant legal victory when a judge ruled that NSO Group breached U.S. hacking laws. The upcoming hearing will determine the damages NSO Group must pay. This case highlights the extensive reach and impact of government spyware on civil society.
Pertanyaan Terkait
Q
Apa yang dilakukan NSO Group dengan spyware Pegasus?A
NSO Group menggunakan spyware Pegasus untuk memata-matai pengguna WhatsApp, termasuk aktivis dan jurnalis.Q
Berapa banyak pengguna WhatsApp yang menjadi korban dalam kampanye peretasan ini?A
Sebanyak 1.223 pengguna WhatsApp menjadi korban dalam kampanye peretasan ini.Q
Negara mana yang memiliki jumlah korban terbanyak dari peretasan ini?A
Mexico memiliki jumlah korban terbanyak, dengan 456 individu yang teridentifikasi.Q
Apa yang dilakukan WhatsApp terhadap NSO Group?A
WhatsApp menggugat NSO Group atas penyalahgunaan kerentanan di aplikasi mereka.Q
Apa yang diungkapkan oleh dokumen pengadilan mengenai penggunaan spyware?A
Dokumen pengadilan mengungkapkan skala besar penggunaan spyware dan jumlah korban di berbagai negara.