Sebuah startup misterius sedang mengembangkan bentuk baru geoengineering solar.
Courtesy of Wired

Rangkuman Berita: Sebuah startup misterius sedang mengembangkan bentuk baru geoengineering solar.

Wired
Dari Wired
22 Maret 2025 pukul 18.00 WIB
10 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
  • Stardust berusaha mengembangkan teknologi geoengineering yang dapat mempengaruhi iklim global.
  • Transparansi dan keterlibatan publik sangat penting dalam pengembangan teknologi yang berpotensi berisiko tinggi.
  • Ada kekhawatiran tentang dominasi perusahaan swasta dalam teknologi geoengineering dan dampaknya terhadap kebijakan global.
Pada Juli 2012, seorang pengusaha Amerika bernama Russ George melakukan eksperimen geoengineering dengan membuang 100 ton debu besi ke Samudera Pasifik untuk memicu pertumbuhan alga yang dapat menyerap karbon dioksida. Kini, sebuah startup bernama Stardust, yang didirikan pada tahun 2023 dan berbasis di Israel, berencana untuk mengembangkan teknologi geoengineering yang lebih ambisius, yaitu memblokir sinar matahari agar tidak mencapai Bumi. Stardust berusaha mengembangkan teknologi ini secara rahasia dan belum banyak informasi yang tersedia tentang rencana mereka, meskipun mereka berjanji untuk lebih transparan dan melibatkan publik dalam prosesnya.
Namun, banyak ahli dan organisasi lingkungan khawatir tentang potensi risiko dari geoengineering, seperti dampak negatif terhadap cuaca dan kesehatan manusia. Stardust berencana untuk menggunakan partikel aerosol yang belum banyak diteliti, dan meskipun mereka berkomitmen untuk melakukan eksperimen dengan aman, masih ada kekhawatiran tentang kurangnya pengawasan dan transparansi. Beberapa pihak menyerukan agar ada aturan internasional yang jelas untuk mengatur teknologi ini, agar tidak ada satu perusahaan atau negara pun yang dapat mengambil keputusan besar yang dapat mempengaruhi seluruh planet tanpa persetujuan publik.

Pertanyaan Terkait

Q
Apa yang dilakukan Stardust dalam konteks geoengineering?
A
Stardust mengembangkan teknologi geoengineering untuk mengatasi pemanasan global, khususnya modifikasi radiasi matahari.
Q
Siapa Yanai Yedvab dan apa perannya di Stardust?
A
Yanai Yedvab adalah CEO Stardust dan sebelumnya menjabat sebagai wakil kepala ilmuwan di Komisi Energi Atom Israel.
Q
Mengapa transparansi penting dalam proyek geoengineering?
A
Transparansi penting untuk membangun kepercayaan publik dan memastikan bahwa keputusan terkait geoengineering melibatkan berbagai pemangku kepentingan.
Q
Apa risiko yang terkait dengan teknologi geoengineering?
A
Risiko termasuk potensi polusi udara, kerusakan lapisan ozon, dan gangguan pola cuaca.
Q
Bagaimana pendanaan dari Awz Ventures mempengaruhi Stardust?
A
Pendanaan dari Awz Ventures memberikan dukungan finansial tetapi juga menimbulkan kekhawatiran tentang hubungan dengan lembaga militer dan intelijen.

Rangkuman Berita Serupa

Karman+ mengumpulkan dana sebesar Rp 328.90 miliar ($20 juta)  untuk membangun pesawat luar angkasa otonom untuk penambangan asteroid.TechCrunch
Sains
2 bulan lalu
79 dibaca
Karman+ mengumpulkan dana sebesar Rp 328.90 miliar ($20 juta) untuk membangun pesawat luar angkasa otonom untuk penambangan asteroid.
Iklim Saat Ini: Pemborosan Air di California Adalah 'Kegilaan Hidrologis'Forbes
Sains
2 bulan lalu
35 dibaca
Iklim Saat Ini: Pemborosan Air di California Adalah 'Kegilaan Hidrologis'
Di Dalam Medan Distorsi Realitas AI StargateForbes
Teknologi
3 bulan lalu
72 dibaca
Di Dalam Medan Distorsi Realitas AI Stargate
Rekayasa iklim menghadapi permusuhan — inilah cara yang dikatakan para ilmuwan untuk melanjutkannya.NatureMagazine
Sains
3 bulan lalu
92 dibaca
Rekayasa iklim menghadapi permusuhan — inilah cara yang dikatakan para ilmuwan untuk melanjutkannya.
Peramalan Cuaca Antariksa Dapat Menghemat Miliaran di Bumi, Menyelamatkan Nyawa di Luar AngkasaForbes
Sains
4 bulan lalu
159 dibaca
Peramalan Cuaca Antariksa Dapat Menghemat Miliaran di Bumi, Menyelamatkan Nyawa di Luar Angkasa
Bagaimana kemitraan Elon Musk dengan Trump dapat membentuk ilmu pengetahuan di AS — dan di luar ituNatureMagazine
Finansial
4 bulan lalu
139 dibaca
Bagaimana kemitraan Elon Musk dengan Trump dapat membentuk ilmu pengetahuan di AS — dan di luar itu