Courtesy of CNBCIndonesia
Ikhtisar 15 Detik
- Tindakan ormas yang memaksa permintaan THR dapat meresahkan industri.
- Diperlukan tindakan tegas dari pemerintah daerah untuk melindungi pelaku usaha.
- Praktik premanisme dapat berdampak negatif pada iklim investasi di Indonesia.
Menjelang Hari Raya Idul Fitri, banyak pengusaha di Indonesia menghadapi masalah dengan kelompok organisasi masyarakat (Ormas) yang meminta tunjangan hari raya (THR) secara paksa. Jika tidak diberikan, beberapa ormas bahkan menyegel pabrik, seperti pabrik kelapa sawit, dan ada yang menjarah hasil sawit di perkebunan. Hal ini membuat para pelaku industri merasa resah dan tidak nyaman dalam berbisnis.
Ketua Dewan Minyak Sawit Indonesia, Sahat Sinaga, meminta pemerintah daerah untuk melindungi para pelaku industri dan menghentikan tindakan pemaksaan dari ormas. Sementara itu, Ketua Bidang Ketenagakerjaan Asosiasi Pengusaha Indonesia, Bob Azam, mengatakan bahwa permintaan sumbangan boleh saja, tetapi tidak boleh dipaksa. Jika situasi ini terus berlanjut, banyak investor mungkin akan berpikir untuk meninggalkan investasi di Indonesia.
Pertanyaan Terkait
Q
Apa yang diminta oleh kelompok ormas menjelang Hari Raya Idul Fitri?A
Kelompok ormas meminta tunjangan hari raya (THR) secara paksa.Q
Apa tindakan yang diambil oleh ormas jika permintaan THR tidak dipenuhi?A
Jika permintaan THR tidak dipenuhi, ormas melakukan penyegelan pabrik dan menjarah sawit.Q
Siapa yang mengungkapkan keprihatinan terhadap tindakan ormas tersebut?A
Ketua Umum Dewan Minyak Sawit Indonesia, Sahat Sinaga, mengungkapkan keprihatinan terhadap tindakan ormas tersebut.Q
Apa dampak dari tindakan ormas terhadap iklim investasi di Indonesia?A
Tindakan ormas dapat membuat pelaku usaha resah dan berpotensi membuat investor berpikir untuk meninggalkan investasi di Indonesia.Q
Apa yang diharapkan oleh pengusaha terkait tindakan ormas ini?A
Pengusaha berharap agar aparat menegakkan hukum dan melindungi pelaku industri dari tindakan premanisme.