Courtesy of CNBCIndonesia
Ikhtisar 15 Detik
- Program 3 juta rumah belum menunjukkan kemajuan yang signifikan.
- Pengembang perumahan merasa tertekan dan tidak mendapatkan dukungan dari pemerintah.
- Ada ketidakpastian dalam kebijakan harga rumah subsidi yang dapat mempengaruhi industri perumahan.
Presiden Prabowo Subianto memiliki program untuk membangun 3 juta rumah guna mengatasi kekurangan rumah di Indonesia. Namun, pengembang perumahan mengeluhkan bahwa program ini belum menunjukkan kemajuan setelah lima bulan Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) dipimpin oleh Menteri Maruarar Sirait. Mereka merasa tertekan karena dituduh sebagai pengembang nakal dan tidak mendapatkan dukungan dari pemerintah, sehingga khawatir akan masa depan usaha mereka, terutama dalam menyediakan rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah.
Beberapa pengembang juga mengkritik kebijakan Kementerian PKP yang dianggap tidak sesuai dengan kondisi bisnis, seperti rencana penurunan harga rumah subsidi di tengah meningkatnya biaya bahan baku. Mereka merasa bingung dengan langkah-langkah yang diambil Kementerian PKP dan meminta agar pemerintah lebih mendengarkan masukan dari pengembang untuk mewujudkan program 3 juta rumah dengan lebih efektif.
Pertanyaan Terkait
Q
Apa program yang diusung oleh Prabowo Subianto?A
Program yang diusung oleh Prabowo Subianto adalah program 3 juta rumah untuk mengatasi backlog perumahan.Q
Mengapa pengembang perumahan merasa tidak nyaman?A
Pengembang perumahan merasa tidak nyaman karena adanya stigma negatif dan intimidasi dari pemerintah.Q
Siapa yang menjabat sebagai Menteri Kementerian PKP?A
Menteri Kementerian PKP saat ini adalah Maruarar Sirait.Q
Apa kritik yang disampaikan oleh Joko Suranto?A
Joko Suranto mengkritik kurangnya kemajuan dalam program 3 juta rumah dan merasa pengembang tidak mendapatkan perlindungan.Q
Mengapa harga rumah subsidi menjadi isu dalam artikel ini?A
Harga rumah subsidi menjadi isu karena ada rencana penurunan harga di tengah meningkatnya biaya bahan baku dan tanah.